Motivasi Beribadah

11/30/2009 10:08:00 AM Posted In , Edit This 0 Comments »

Kalo kita menggunakan teori himpunan, maka himpinan Kholiq
anggotanya hanya satu yakni Allah sang maha pencipta, sedangkan
anggota himpunan Makhluk tak terhingga banyaknya, ada kerikil ada
sapi ada manusia ada kaljengking ada macam macam termasuk ada di
dalam himpunan Makhluk ini adalah neraka dan juga Surga.
Jadi kita dan surga dan neraka adalah anggota dari himpunan yang
sama, yakni himpunan Makhluk itu tadi.
Karenanya sebaiknya kalao beribadah jangan minta yang sama sama
sehimpunan,ya Lillah saja yang bukan kawan se anggota himpunan.
Kalo kita berdoa, jangan surganya yang kita harapkan, tapi substansi
berdoa itu yang kita luruskan menjadi memenuhi peritah Sang Kholiq
yang berbunyi ut'unii astajib lakum -mintalah kepadaKu akan aku
kabulkan-
Kita diperintah untuk meminta ya kita minta, kita diperintah sholat
ya sholat, kita diperintah puasa ya puasa. Semuanya kita lakukan
dalam rangka tunduk dan patuh kepada perintah Allah sang Kholiq, dan
kalau kita melakukan semua dengan Ridho, Insya Allah kita termasuk
dalam kelompok Mardhatillah, lalu seperti tertulis dalam surat Al
Baiyinah ....jazauhum ngindarobbihim jannatun ngadni tajri
mintakhtihal anhaaru kholidina fihaa abada, rohiallohu 'anhum
warodlu 'anhu, dhalika liman khosia robbahu.
Jadi satu satunya motivasi Ibadah adalah dalam untuk mendapat Ridho
Allah.
Disini akan kami jelaskan tentang pengertian ibadah semoga bermanfaat.
Secara etimologi ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’ ibadah mempunyai banyak definisi tetapi makna dan maksudnya satu. Di antara definisi itu ibadah adl sebutan yg mencakup seluruh apa yg dicintai dan diridhai Allah baik berupa ucapan atau perbuatan yg dhahir maupun yg batin. Dan ini adl definisi ibadah yg paling lengkap.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati lisan dan anggota badan. Rasa khauf raja’ mahabbah tawakkal raghbah rahbah adl ibadah qalbiyah . Sedangkan tasbih tahlil tahmid takbir dan syukur dgn lisan dan hati adl ibadah lisaniyah qalbiyah . Sedangkan shalat zakat haji jihad puasa adl ibadah badaniyah qalbiyah . Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yg berkaitan dgn hati lisan dan badan.
Ibadah inilah yg menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh.” .
Allah Ymemberitahukan hikmah penciptaan jin dan manusia adl agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah Y . Dan Allah Maha Kaya tidak membutuhkan ibadah mereka akan tetapi merekalah yg membutuhkan-Nya; krn ketergantungan mereka kepada Allah maka mereka menyembah-Nya sesuai dgn aturan syari’at-Nya. Maka siapa yg menolak beribadah kepada Allah ia adl sombong. Siapa yg menyembahNya tetapi dgn selain apa yg disyari’atkanNya maka ia adl mubtadi’ . Dan siapa yg hanya menyembahNya dan dgn syari’atNya maka dia adl mukmin muwahhid . Ayat di atas menegaskan aktifitas 24 jam seorang muslim haruslah krn motivasi ibadah.
Macam-macam Ibadah dan Keluasan Cakupannya Ibadah itu banyak macamnya. Ia mencakup semua macam keta’atan yg tampak pada lisan anggota badan dan yg lahir dari hati. Seperti dzikir tasbih tahlil dan membaca Al-Qur’an; shalat zakat puasa haji jihad amar ma’ruf nahi mungkar berbuat baik kepada kerabat anak yatim orang miskin dan ibnu sabil; cinta kepada Allah dan Rasul-Nya khasyyatullah inabah kepadaNya ikhlas kepadaNya sabar terhadap hukumNya ridha terhadap qadha’-Nya tawakkal mengharap ni’mat-Nya dan takut dari siksaNya.
Jadi ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah atau apa-apa yg membantu qurbah. Bahkan adat kebiasaan yg mubah pun bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal utk ta’at kepada Allah. Seperti tidur makan minum jual-beli bekerja mencari nafkah nikah dan sebagainya. Berbagai kebiasaan tersebut jika disertai niat baik maka menjadi bernilai ibadah yg berhak mendapatkan pahala. Karenanya tidaklah ibadah itu terbatas hanya pada syi’ar-syi’ar yg biasa dikenal.
Paham yg Salah tentang Pembatasan Ibadah Ibadah adl perkara tauqifiyah. Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah pun yg disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa yg tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah sebagaimana sabda Nabi saw “Barangsiapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami maka ia ditolak.” . Maksudnya amalnya ditolak dan tidak diterima bahkan ia berdosa karenanya sebab amal tersebut adl maksiat bukan ta’at. Kemudian manhaj yg benar dalam pelaksanaan ibadah yg disyari’atkan adl sikap pertengahan. Antara meremehkan dan malas dgn sikap ekstrim serta melampaui batas. Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya saw “Maka tetaplah kamu pada jalan yg benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang-orang yg telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.” .
Ayat Al-Qur’an ini adl garis petunjuk bagi langkah manhaj yg benar dalam pelaksanaan ibadah. Yaitu dgn beristiqamah dalam melaksana-kan ibadah pada jalan tengah tidak kurang atau lebih. Sesuai dgn petunjuk syari’at sebagaimana yg diperintahkan. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu melampaui batas.” . Tughyan adl melampaui batas dgn bersikap terlalu keras dan memaksakan kehendak serta mengada-ada. Ia lbh dikenal dgn ghuluw.
Ketika Rasulullah saw mengetahui bahwa tiga orang dari shahabatnya melakukan ghuluw dalam ibadah di mana seorang dari mereka berkata “Saya puasa terus dan tidak berbuka” dan yg kedua berkata “Saya shalat terus dan tidak tidur” lalu yg ketiga berkata “Saya tidak menikahi wanita.” Maka beliau saw bersabda “Adapun saya maka saya berpuasa dan berbuka saya shalat dan tidur dan saya menikahi wanita. Maka barangsiapa tidak menyukai jejakku maka dia bukan dari ku.” .
Ada dua golongan yg saling bertentangan dalam soal ibadah Golongan Pertama Yang mengurangi makna ibadah serta meremehkan pelaksanaannya. Mereka meniadakan berbagai macam ibadah dan hanya melaksanakan ibadah-ibadah yg terbatas pada syi’ar-syi’ar tertentu dan sedikit yg hanya diadakan di masjid-masjid saja. Tidak ada ibadah di kantor di rumah di toko di bidang sosial politik juga tidak ada dalam peradilan kasus sengketa dan dalam perkara-perkara kehidupan lainnya.
Memang masjid mempunyai keistimewaan dan harus dipergunakan dalam shalat fardhu lima waktu. Akan tetapi ibadah mencakup seluruh aspek kehidupan muslim baik di masjid maupun di luar masjid.
Golongan Kedua Yang bersikap berlebih-lebihan dalam praktek ibadah sampai batas ekstrim; yg sunnah mereka angkat sampai menjadi wajib sebagaimana yg mubah mereka angkat menjadi haram. Mereka menghukumi sesat dan salah orang yg menyalahi manhaj mereka serta menyalahkan pemahaman-pemahaman lain. Padahal sebaik-baik petunjuk adl petunjuk Nabi saw dan seburuk-buruk perkara adl yg bid’ah.
Syarat Diterimanya Ibadah Lalu agar bisa diterima ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar kecuali dgn dua syarat
Ikhlas krn Allah semata bebas dari syirik besar dan kecil. Dalilnya adl firman Allah SWT “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dgn memurnikan ibadah kepadaNya dalam agama dgn lurus.” .
Sesuai dgn tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalilnya adl sabda Rasulullah “Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami yg bukan merupakan ajarannya maka akan ditolak.” .
Syarat pertama adl konsekwensi dari syahadat laa ilaaha illallaah krn ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya utk Allah Y dan jauh dari syirik kepada-Nya. Dan syarat kedua adl konsekwensi dari syahadat Muhammadur Rasulullah krn ia menuntut wajibnya ta’at kepada Rasul mengikuti syari’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yg diada-adakan.
Syaikhul Islam mengatakan “Inti agama ada dua pokok yaitu kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan kita tidak menyembah kecuali dgn apa yg Dia syari’atkan tidak dgn bid’ah.” Sebagaimana Allah SWT berfirman “Barangsiapa mengharap perjumpaan dgn Tuhan-Nya maka hendaknya ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” .

Download

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah

11/29/2009 10:50:00 PM Posted In , Edit This 0 Comments »

Menjaga Kehormatan Wanita Muslimah
Wahai saudariku muslimah, wanita adalah kunci kebaikan suatu umat. Wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.
Maka, engkaulah wahai saudariku… engkaulah pengemban amanah pembangun generasi umat ini. Jadilah engkau wanita muslimah yang sejati, wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Yang menjunjung tinggi hak Rabb-nya. Yang setia menjalankan sunnah rasul-Nya.
Wanita Berbeda Dengan Laki-Laki
Allah berfirman,
وَمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَ الإِنْسَ إِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat: 56)
Allah telah menciptakan manusia dalam jenis perempuan dan laki-laki dengan memiliki kewajiban yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Dia telah menempatkan pria dan wanita pada kedudukannya masing-masing sesuai dengan kodratnya. Dalam beberapa hal, sebagian mereka tidak boleh dan tidak bisa menggantikan yang lain.
Keduanya memiliki kedudukan yang sama. Dalam peribadatan, secara umum mereka memiliki hak dan kewajiban yang tidak berbeda. Hanya dalam masalah-masalah tertentu, memang ada perbedaan. Hal itu Allah sesuaikan dengan naluri, tabiat, dan kondisi masing-masing.
Allah mentakdirkan bahwa laki-laki tidaklah sama dengan perempuan, baik dalam bentuk penciptaan, postur tubuh, dan susunan anggota badan.
Allah berfirman,
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى
“Dan laki-laki itu tidaklah sama dengan perempuan.” (Qs. Ali Imran: 36)
Karena perbedaan ini, maka Allah mengkhususkan beberapa hukum syar’i bagi kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan bentuk dasar, keahlian dan kemampuannya masing-masing. Allah memberikan hukum-hukum yang menjadi keistimewaan bagi kaum laki-laki, diantaranya bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada kaum laki-laki dan bukan kepada perempuan, laki-laki mendapatkan dua kali lipat dari bagian perempuan dalam hal warisan, dan lain-lain. Sebaliknya, Islam telah memuliakan wanita dengan memerintahkan wanita untuk tetap tinggal dalam rumahnya, serta merawat suami dan anak-anaknya.
Mujahid meriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, mengapa kaum laki-laki bisa pergi ke medan perang sedang kami tidak, dan kamipun hanya mendapatkan warisan setengah bagian laki-laki?” Maka turunlah ayat yang artinya, “Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah…” (Qs. An-Nisaa’: 32)” (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan lain sebagainya)
Saudariku, maka hendaklah kita mengimani apa yang Allah takdirkan, bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Yakinlah, di balik perbedaan ini ada hikmah yang sangat besar, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Mari Menjaga Kehormatan Dengan Berhijab
Berhijab merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi setiap wanita muslimah. Hijab merupakan salah satu bentuk pemuliaan terhadap wanita yang telah disyariatkan dalam Islam. Dalam mengenakan hijab syar’i haruslah menutupi seluruh tubuh dan menutupi seluruh perhiasan yang dikenakan dari pandangan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firman Allah Ta’ala:
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
“dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya.” (Qs. An-Nuur: 31)
Mengenakan hijab syar’i merupakan amalan yang dilakukan oleh wanita-wanita mukminah dari kalangan sahabiah dan generasi setelahnya. Merupakan keharusan bagi wanita-wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam untuk meneladani jejak wanita-wanita muslimah pendahulu meraka dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam masalah berhijab. Hijab merupakan cermin kesucian diri, kemuliaan yang berhiaskan malu dan kecemburuan (ghirah). Ironisnya, banyak wanita sekarang yang menisbatkan diri pada islam keluar di jalan-jalan dan tempat-tempat umum tanpa mengenakan hijab, tetapi malah bersolek dan bertabaruj tanpa rasa malu. Sampai-sampai sulit dibedakan mana wanita muslim dan mana wanita kafir, sekalipun ada yang memakai kerudung, akan tetapi kerudung tersebut tak ubahnya hanyalah seperti hiasan penutup kepala.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Semoga Alloh merahmati para wanita generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat:
“dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya,” (Qs. An-Nuur: 31)
“Maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.”
Subhanallah… jauh sekali keadaan wanita di zaman ini dengan keadaan wanita zaman sahabiah.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hijab merupakan kewajiban atas diri seorang muslimah dan meninggalkannya menyebabkan dosa yang membinasakan dan mendatangkan dosa-dosa yang lainnya. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya hendaknya wanita mukminah bersegera melaksanakan perintah Alloh yang satu ini.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)
Mengenakan hijab syar’i mempunyai banyak keutamaan, diantaranya:
1. Menjaga kehormatan.
2. Membersihkan hati.
3. Melahirkan akhlaq yang mulia.
4. Tanda kesucian.
5. Menjaga rasa malu.
6. Mencegah dari keinginan dan hasrat syaithoniah.
7. Menjaga ghirah.
8. Dan lain-lain. Adapun untuk rincian tentang hijab dapat dilihat pada artikel-artikel sebelumnya.
Kembalilah ke Rumahmu
وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ
“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu.” (Qs. Al-Ahzab: 33)
Islam telah memuliakan kaum wanita dengan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal dalam rumahnya. Ini merupakan ketentuan yang telah Allah syari’atkan. Oleh karena itu, Allah membebaskan kaum wanita dari beberapa kewajiban syari’at yang di lain sisi diwajibkan kepada kaum laki-laki, diantaranya:
1. Digugurkan baginya kewajiban menghadiri shalat jum’at dan shalat jama’ah.
2. Kewajiban menunaikan ibadah haji bagi wanita disyaratkan dengan mahram yang menyertainya.
3. Wanita tidak berkewajiban berjihad.
Sedangkan keluarnya mereka dari rumah adalah rukhshah (keringanan) yang diberikan karena kebutuhan dan darurat. Maka, hendaklah wanita muslimah tidak sering-sering keluar rumah, apalagi dengan berhias atau memakai wangi-wangian sebagaimana halnya kebiasaan wanita-wanita jahiliyah.
Perintah untuk tetap berada di rumah merupakan hijab bagi kaum wanita dari menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram dan dari ihtilat. Apabila wanita menampakkan diri di hadapan laki-laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya. Dengan menjaga hal ini, maka akan terwujud berbagai tujuan syari’at, yaitu:
1. Terpeliharanya apa yang menjadi tuntunan fitrah dan kondisi manusia berupa pembagian yang adil diantara hamba-hamba-Nya yaitu kaum wanita memegang urusan rumah tangga sedangkan laki-laki menangani pekerjaan di luar rumah.
2. Terpeliharanya tujuan syari’at bahwa masyarakat islami adalah masyarakat yang tidak bercampur baur. Kaum wanita memiliki komunitas khusus yaitu di dalam rumah sedang kaum laki-laki memiliki komunitas tersendiri, yaitu di luar rumah.
3. Memfokuskan kaum wanita untuk melaksanakan kewajibannya dalam rumah tangga dan mendidik generasi mendatang.
Islam adalah agama fitrah, dimana kemaslahatan umum seiring dengan fitrah manusia dan kebahagiaannya. Jadi, Islam tidak memperbolehkan bagi kaum wanita untuk bekerja kecuali sesuai dengan fitrah, tabiat, dan sifat kewanitaannya. Sebab, seorang perempuan adalah seorang istri yang mengemban tugas mengandung, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, merawat anak, mendidik generasi umat di madrasah mereka yang pertama, yaitu: ‘Rumah’.
Bahaya Tabarruj Model Jahiliyah
Bersolek merupakan fitrah bagi wanita pada umumnya. Jika bersolek di depan suami, orang tua atau teman-teman sesama wanita maka hal ini tidak mengapa. Namun, wanita sekarang umumnya bersolek dan menampakkan sebagian anggota tubuh serta perhiasan di tempat-tempat umum. Padahal di tempat-tempat umum banyak terdapat laki-laki non mahram yang akan memperhatikan mereka dan keindahan yang ditampakkannya. Seperti itulah yang disebut dengan tabarruj model jahiliyah.
Di zaman sekarang, tabarruj model ini merupakan hal yang sudah dianggap biasa, padahal Allah dan Rasul-Nya mengharamkan yang demikian.
Allah berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Ada dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya; sekelompok orang yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang, mereka berjalan melenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak bisa mencium aromanya. Sesungguhnya aroma jannah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Bentuk-bentuk tabarruj model jahiliyah diantaranya:
1. Menampakkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan laki-laki non mahram.
2. Menampakkan perhiasannya,baik semua atau sebagian.
3. Berjalan dengan dibuat-buat.
4. Mendayu-dayu dalam berbicara terhadap laki-laki non mahram.
5. Menghentak-hentakkan kaki agar diketahui perhiasan yang tersembunyi.
Pernikahan, Mahkota Kaum Wanita
Menikah merupakan sunnah para Nabi dan Rasul serta jalan hidup orang-orang mukmin. Menikah merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nuur: 32)
Pernikahan merupakan sarana untuk menjaga kesucian dan kehormatan baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, menikah dapat menentramkan hati dan mencegah diri dari dosa (zina). Hendaknya menikah diniatkan karena mengikuti sunnah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menjaga agama serta kehormatannya.
Tidak sepantasnya bagi wanita mukminah bercita-cita untuk hidup membujang. Membujang dapat menyebabkan hati senantiasa gelisah, terjerumus dalam banyak dosa, dan menyebabkan terjatuh dalam kehinaan.
Kemaslahatan-kemaslahatan pernikahan:
1. Menjaga keturunan dan kelangsungan hidup manusia.
2. Menjaga kehormatan dan kesucian diri.
3. Memberikan ketentraman bagi dua insan. Ada yang dilindungi dan melindungi. Serta memunculkan kasih sayang bagi keduanya.
Demikianlah beberapa perkara yang harus diperhatikan oleh setiap muslimah agar dirinya tidak terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan dan tidak menjerumuskan orang lain ke dalam dosa dan kemaksiatan. Allahu A’lam.

BERHARAP

11/29/2009 06:51:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »

Lihatlah aku
Dalam dan pilu
Resah mengerti
Saat kau disini

Seperti bintang dihati
Seperti cinta tak pernah berhenti
Menatap waktu dan mimpi
Berharap saat ini kau disini

Saat ku melangkah denganmu
Jauh pun tak terasa
Hanya dirimu yang mampu
Mendengarkan bisikku

Maksud hati ingin bersama
Berbagi kasih dan duka
Tapi mengapa lain jadinya
Engkau pergi entah kemana

Apakah engkau masih setia
Atau telah hilang semua rasa
Ku hanya bisa berharap
Suatu saat kau kan kembali
Dengan semua rasa


Ku berharap….
Selagi masih bisa berharap

Risalah Pernikahan dari kitab “Qurratul ‘Uyun”

11/29/2009 01:00:00 PM Edit This 0 Comments »

risalah pernikahan dari kitab “Qurratul ‘Uyun”
Bismillahirohmanirrahim
Gegarane wong akrami dudu bondo ,dudu rupo anamung ati pawitane ,luput pisan ,yen kena pisan yen angel, angel k alangkung tan kena tinombo arto
“pada hakekatnya pernikahan itu bukan karena harta benda .juga bukan karena ketampanan atau kecantikan.sesekali terlepas sesekali mendapat.jika mudah teramat mudah jika sulit teramat sulit dan tidak bisa si gantikan dengan harta”
ALLAH maha luhur berfirman dalam kitabNYA “Istri-istrimu merupakan lahan tempat bercocok tanam,maka datangilah lahan tempat bercocok tanamu sesuai seleramu.Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu ,dan bertaqwalah kepada ALLAH serta ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNYA .wahai Muhammad,berilah kabar gembira orang-orang yang beriman itu”
berkenaan dengan firman ALLAH ini ,saya bermaksud membuat tulisan dari sebagian yang saya ambil dari kitab yang termasuk dalam kekayaan khazanah kitab kuning yaitu :“Qurotul uyun” dalam kitab ini tidak hanya mengajari pasangan suami istri bergaul …hingga pergaulan yang paling intim…bahkan juga memuat petunjuk -petunjuk tentang hari-hari baik untuk melaksanakan perkawinan(hal-hal baik lainnya).namun berbeda dengan aturan “Nogo Dino” karena dalam kitab ini di sebutkan agak rinci alasan-alasannya.
semoga ALLAH melimpahi Rahmat serta berlipat ganda pula pahala dan di ampuni dosa2 kelak di akhirat kepada Syaih Muhammad al-Tahami bin Madani yang mempunyai karya yaitu kitab “Qurratul ‘Uyun” yang kemudian di tulis sebagai syarah( uraian penjelasan) bagi buah karya Syaih Qasim bin Ahmad bin Musa bin Yamun ,yang di tulis dalam bentuk Nadham(Syair).
semoga barokah pula kepada ustad saya Beliau Kyai Basuni yang telah menjadi guru terbaik saya sehingga 2 tahun yang lalu (tepatnya ketika kelas 3 MAN) saya bisa menghatamkan kitab “Qurrotul ‘Uyun” ini dengan baik alhamdulillah meskipun jadi santri yang mokong (bandel)
dalam kitab ini memuat 20 pasal (mungkin hanya akan saya tuliskan hanya beberapa pasal saja) di dalam kitab ini memuat tentang beberapa hadist dan nasehat dalam mebina Rumah Tangga.yaitu mulai dari keutamaan menikah,memilih seorang calon istri,masalah tata krama dalam berhubungan intim(sex)
dengan seorang istri dan beberapa masalah yang berkaitan dengan tangung jawab seorang suami untuk membina rumah tangga yang Islami.nasehat-nasehat tentang tata krama mengadakan pesata perkawinan dan beberapa hal negatif yang muncul dalam pesta dan perkawinan itu sendiri,sehingga hal itu perlu di waspadai agar tujuan kita dalam membina berumah tangga tidak menyimpang dari niat ibadah mengikuti sunnah Rosulullah SAW.sehingga perkawinan yang mestinya sarat dengan nilai-nilai ibadah dan termasuk perbuatan muliau itu tidak kehilangan jati dirinya dan tidak menjadi pemicu terkikisnya keteguhan iman dalam mensikapi kehidupan ini
OK deh klo mau tahu serta mempelajari kitab ini secara mendalam tafadhol membeli kitabnya atau membeli buku terjemahannya (banyak di toko-toko buku) semoga kita semua menjadi hamba-hambaNYA yang beriman serta banyak bersyukur ,,, tak lepas pula semoga saya dan kita semua mendapat pasangan dan teman hidup yang kekal ila akhiru zaman ……..aminnn ya ROBB
“Menikahkan kalian dan beranak cuculah.karena sesungguhnya kalian akan ku jadikan kebangaan di antara sekian banyak umat”
PASAL PASAL
pasal 1 Nikah dan Hukumnya
pasal 2 Beberapa hal yang positif dalam nikah
pasal 3 hal-hal yang perlu di upayakan dalam menikah
pasal 4 mencari waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim
pasal 5 sekitar penyelenggaraan pesta perkawinan(walimah)
pasal 6 tentang tata krama melakukan hubungan intim
pasal 7 tentang etika dan cara-cara yang nikmat dalam melakukan hubungan intim
pasal 8 tentang berdandan dan kesetiaan istri
pasal 9 tentang posisi,cara untuk mencapai puncak kenikmatan dan do`a dalam bersetubuh
pasal 10 tentang makanan yang perlu di jauhi saat sedang berbulan madu dan saat istri hamil
pasal 11 beberapa hal yang harus di upayakan ketika hendal melakukan hubungan intim
pasal 12 kewajiban suami terhadap istri dalam memberi nafkah bathin
pasal 13 posisi dalam bersetubuh yang perlu di hindari
pasal 14 batas-batas yang di haramkan dan di halalkan dalam hubungan intim dengan istri
pasal 15 memilih waktu yang tepat dan hal-hal lainnya yang perlu di perhatikan dalam
hubungan intim
pasal 16 tata kerama orang yang sedang junub
pasal 17 tentang tata kerama orang yang hendak bersetubuh dua kali dan hal-hal yang perlu di
perhatikan dalam bersetubuh
pasal 18 sumai istri harus saling memuliakan dan saling menghormati
pasal 19 kewajiban suami terhadap istri dan seluruh anggota keluarganya dalam membina
rumah tangga.
pasal 20 suami dan istri wajib mendidik anaknya agar menjadi anak yang berbudi luhur
Demikian yang tertulis di atas adalah pasal-pasal yang ada di dalam kitab Qurratul ‘uyun
semoga tulisan ini dapat memicu semangat kita dalam menyempurnakan setengah dien yaitu memuwudkan perkawinan yang sakinah,mawadah,warahmah namun secara ISLAMI tentunya
di sini saya tidak akan menuliskan semua pasal-pasal secara terperinci maklum saya kan masih kecil(pemikiran gede) jadi agak malu-malu untuk menuliskan hal-hal yang di anggap sangat intim sekali heheheh terlepas dari itu semua semoga karya tulisan saya ini bermanfaat bagi pembaca khususnya ,,,aminnn
NIKAH DAN HUKUMNYA
hukum menikah itu sangat tergantung pada keadaan orang yang hendak melakukan tadi,jadi hukum nikah itu dapat di klasifikasikan sebagai berikut
1.wajib.yaitu apabila orang yang hendak menikah telah mampu sedang ia tidak segera menikah amat di
khawatirkan akan berbuat zina
2.sunnah ,yaitu mana kala orang yang hendak menikah menginginkan sekali punya anak,tetapi ia
mampu mengendalikan diri.dari perbuatan zina,baik ia sudah berminat menikah atau belum.walaupun
jika menikah nanti ibadah sunnah yang sudah biasa ia lakukan akan terlantar
3.makruh,yaitu apabila orang yang hendak menikah belum berminat punya anak,juga belum pernah
menikah sedangkan ia mampu menahan diri dari berbuat zina.padahal ia menikah sunnahnya
terlantar.
4.mubah,yaitu apabila orang yang hendak menikah mampu menahan gejolak nafsunya dari berbuat
zina.,sementara ia belum berminat memiliki anak dan seandainya ia menikah ibadah sunnahnya
tidak sampai terlantar
5.haram,yaitu bagi orang yang apabila ia kawin,justru akan merugikan istrinya karena ia tidak mampu
memberi nafkah lahir dan nafkah bathin.atau jika menikah ia akan cari mata pencaharian yang di
haramkan ALLAH walaupun orang tersebut sudah berminat menikah dan ia mampu menahan gejolak
nafsunya dari berbagai zina.padahal.
bahwa hukum menikah tersebut juga berlaku bagi kaum wanita. Ibnu Arafah menambahkan,bahwa bagi wanita hukum menikah itu wajib,apabila ia tidak mampu mencari nafkah bagi dirinya sendiri sedangkan jalan satu-satunya untuk menanggulangi adalah menikah .
RUKUN RUKUN MENIKAH
rukun menikah ada lima hal yaitu sebagai berikut:
1.ada seorang suami
2 ada seorang istri
3.ada seorang wali
4 ada mahar
5.harus ada sighat(ungkapan khas menikahkan dan menerima nikah)
beberapa anjuran menikah
ada sebuah riwayat dari imam Ahmad sebagaimana tersebut di dalam kitab musnadnya;
“Ada serorang laki-laki,ia bernama ukaf,datang menghadap Nabi SAW maka nabi SAW bertanya kepadanya:
“Wahai ukaf apakah engkau sudah beristri?”
ukaf menjawab “belum”nabi bertanya lagi:
“apakah kau punya seorang budaj perempuan”?
ukaf menjawab “tidak” lantas nabi bertanya lagi:
“adakah kau orang yang pintar mencari rizky’?
ukaf menjawab “iya” nabi bersabda:
“kau adalah termasuk kawan-kawannya syaitan.Seandainya kau itu orang beragama Nasrani ,tentulah menjadi pendeta (rahib) mereka.sesungguhnya orang yang termasuk mengikuti sunahan itu adalah orang yang menikah.seburuk-buruk kalian adalah orang-orang yang sedang membujang.dan orang yang mati di antara kalian yang paling hina.adalah orang yang mati membujang “
nabi SAW bersabda dalam sabda yang sudah termashur
“Wahai kaum muda,barang siapa telah mampu membiayai biaya perkawinan maka hendaklah ia kawin saja.karena sesungguhnya kawin itu lebih bisa memejamkan (menjaga dari maksiat) mata ,dan lebih bisa menjaga(maksiat)kemaluan.da barang siapa belum mampu kawin maka sebaiknya berpuasa.sebab puasa itu mampu menjadi perisai(gejolak nafsu) dirinya”
“Siapa saja yang menikah, ia telah menguasai separuh agamanya. Hendaklah ia bertakwa (kepada Allah) atas separuh yang lain”
“Barang siapa yang menikah karena ALLAH ,dan menikahkan (putra putrinya) karena ALLAH maka ia berhak menjadi kekasih ALLAH.”
“Menikah adalah sunnahku. Siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, ia bukan termasuk ummatku. Menikahlah karena aku akan senang atas jumlah besar kalian di hadapan umat-umat lain. Siapa yang telah memiliki kesanggupan, menikahlah. Jika tidak, berpuasalah karena puasa itu bisa menjadi kendali” (Riwayat Ibn Majah, lihat: Kasyf al-Khafa, II/324, no. hadis: 2833).
dan masih banyak lagi hadist2 lain yang berkaitan dengan menikah
DI ANJURKAN MENIKAH DENGAN WANITA SHALIHAH
dalam hal ini Nabi SAW bersabda :
“Dunia ini medan untuk bersenang-senang .dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita yang berakhlaq mulia”

“Siapa yang dianugerahi istri shalihah, sungguh ia telah dibantu dalam separuh urusan agama, maka bertakwalah (kepada Allah) atas separuh yang lain”. (Riwayat Ibn al-Jawzi, lihat: Kasyf al-Khafa, II/239, no. hadis: 2432).
“seorang wanita di nikahi karena empat faktor .yaitu karena hartanya,keterhormatannya(status sosial)
kecantikannya dan agamanya,maka kamu hendaklah menikah dengan wanita yang kuat agamannya agar kau beruntung”
“sebaik-baik istri umatku adalah yang paling berseri-seri wajahnya dan paling sedikit(sederhana)maskawinnya”
ANJURAN MENIKAHI WANITA YANG PRODUKTIF DAN IDEAL
bahwa tujuan menikah adalah untuk kesinambungan generasi dan agar ummat manusia tetap exis di muka bumi.islam menganjurkan menikahi wanita yang masih produktif dan tidak mandul
dalam sabda Nabi SAW.
“menikahlah kalian dengan wanita yang banyak cinta kasih sayangnya terhadap suami lagi masih produktif(tidak mandul).karena sesungguhnya aku akan berlomba dengan para nabi yang lain dalam memperbanyak umat kelak pada hari kiyamat”
Nabi SAW pernah bertanya kepada Zaid bin Tsabit:”Apakah kamu sudah menikah wahai Zaid”?
Zaid menjawab”belum” maka nabi SAW bersabda menikahlah kamu niscaya kamu akan terpelihara(dr maksiat)di samping pengupayaanmu dalam menjaga diri/dan kamu jangan sampai beristri lima orang wanita berciri-ciri berikut ,Zaid bertanya lagi :siapakah mereka itu wahai Rosul? Rasulallah SAW menjawab :wanita yang kebiri-biruan matanya,wanita yang tinggi kurus,wanita yang membelakangimu dan wanita beranak”
maka Zaid bertanya lagi:saya belum faham sedikitpun dengan apa ang engkau sabdakan ya Rasulallah?”
maka Nabi bersabda:
“maksudnya perempuan yang kebiru-biruan matanya itu adalah perempuan yang jorok ucapannya,dan perempuan yang tinggi badannya tetapi kurus(tidak seimbang).dan perempuan tua yang monyong pantatnya dan perempuan pendek yang menjadi sasaran cercaan (,karena tidak serasi).dan juga wanita yang membawa anak dari suaminya yang selain kamu.
demikianlah sungguh penjelasan Rasulallah dalam mendidik umatnya untu selalu berhati-hati bahkan ketika memilih calon istri yang produktif
KEUTAMAAN MEMBINA RUMAH TANGGA.
Mu’adz bin Jabal r.a pernah berkata “Sholat (sekali) di kerjakan oleh orang yang sudah menikah itu lebih umata dari pada empat puluh kali sholat yang di kerjkan orang yang tidak berumah tangga”
Abdullah bin Abbas r.a pernah pula berkata“kawinlah kalian karena sesungguhnya(ibadah) sehari saja di kerjakan oleh orang yang berumah tangga adalah lebih baik(banyak pahalanya) dari pada (ibadah) seribu tahun(sebelum berumah tangga)”
sungguh begitu utamanya menikah sehingga Rasulallah sangat menganjurkan serta begitu mulianya pula ibadah orang yang menikah di hapadan ALLAH SWT.
BEBERAPA HAL YANG POSITIF DALAM NIKAH
a.kesinambungan generasi
menikah itu mempunyai beberapa faidah di antaranya mendapatkan keturunan dalam hidup.
b.terpenuhinya saluran nafsu sex
c.di perolehnya keutamaan mencari rizky
d.taat dan menjaga kehormatan suami
HAL-HAL YANG PERLU DI UPAYAKAN DALAM MENIKAH
A.mencari pasangan yang seimbang(KAFA’AH)
B.niat mengikuti jejak Nabi SAW.
C.mencari orang yang taat beragama
D.mencari perempuan yang produktif dan perawan
E.mencari perempuan yang bukan famili dekat
F.di usahakan mencari gadis cantik
MENCARI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN HUBUNGAN INTIM
A.di anjurkan bersetubuh pada malam hari
hal ini berdasarkan sebuah hadits Nabi SAW :
“Adakanlah temu penganten kalian ,pada malam hari .Dan adakanlah jamuan makan (syukuran resepsi pernikahan)pada waktu dhuha”
B. hari -hari yang tidak tepat untuk bersetubuh
bagi suami yang hendak bersetubuh hendaklah menghindari hari-hari berikut ini :
1.hari rabu yang jatuh pada minggu terakhir tiap bulan
2.hari ketiga awal tiap bulan ramadhan
3.hari kelima awal tiap bulan ramadhan
4.hari ketigabelas pada setiap bulan.
5.hari keenam belas pada setiap bulan
6.hari keduapuluh satu pada setiap bulan
7.hari kedua puluh empat pada setiap bulan
8.hari kedua puluh lima pada setiap bulan
Di samping hari tersebut ada pula hari-hari yang sebaiknya di hindari untuk mengerjakan sesuatu yang di anggap penting yaitu hati sabtu dan hari selasa.
tentang hari sabtu itu Nabi pernah di tanya oleh salah satu sahabat naka Nabi bersabda:
“Hari sabtu itu adalah hari di mana terjadi penipuan “
mengapa hari tersebut di katakan penipuan sebab pada hari itu orang2 berkumpul di gedung “al-nadwah” untuk merembuk memusnahkan dakwah Nabi SAW .wallahu`alam
adapun tentang hari selasa nabi SAW.bersabda:
“Hari selasa itu adalah hari di mana darah pernah mengalir.sebab pada hari itu ibu Hawa pernah haid,putera nabi Adam as pernah membunuh saudara kandungnya sendiri,terbunuhnya Jirjis,Zakaria dan yahya as.kekalahan tukang sihir Fir’aun.di vonisnya Asiyah binti Muzaim permaisuri fir’aun.dan terbunuhnya sapinya bani israil”
adapun imam Malik berpendapat “jaganlah anda menjauhi sebagian hari-hari di dunia ini ,tatkala anda hendak melakukan sebagian tugas pekerjaanmu.kerjakanlah tugas-tugas itu pada hari sesukamu.sebab sebenarnya hari-hari itu semua adalah milik ALLAH.tidak akan menimbulkan malapetaka dan tidak pula bisa membawa manfaat apa-apa”
C. saat yang tepat untuk bersetubuh
bahwa melakukan hubungan intim pada awal bulan itu lebih afdhol dari pada akhir bulan.sebab bila nanti di karuniai seorang anak akan mempunyai anak yang cerdas. bagi seorang suami (penganten baru) sunnah hukumnya bersetubuh dengan istrinya di bulan Syawal.
adalah lebih afdhol pula jika melakukan hubungan sex pada hari ahad dan jum`at .nabi SAW.bersabda:
“hari ahad itu adalah hari yang tepat untuk menanam,dah hari untuk memulai membangun.karena ALLAH memulai menciptakan dunia ini juga memulai meramaikannya jatuh paa hari ahad”"hari jum’at itu adalah hari perkawinan dan juga hari peminangan di hari jum’at itu nabi Adam as menikah ibu Hawa,nabi Yusuf as menikah siti Zulaika.nabi Musa as menikah dengan puteri nabi syuaib as,nabi sulaiman menikah ratu bilqis”
wallahu`alam bishowab
tersebut di dalam hadits shahih bahwa Nabi SAW. dalam melaksanakan pernikahannya dengan Sayyidah khodijah dan Sayyhidah Aisyah juga jatuh pada hari jum’at.
D, hari-hari yang seyogayanya di hindari
Tersebutlah dalam Riwayat Alqamah bin Shafwan,dari Ahmad bin Yahya sebuah hadist marfu’ sebagai berikut;
“waspadalah kamu sekalian akan kejadian duabelas hari setahun,karena sesungguhnya ia bisa melenyapkan harta banyak dan bisa mencambik-cambik(merusak)tutup-tutup cela”para sahabat kemudian bertanya “ya Rasulallah apakah 12 hari itu?Rasulallah bersabda :
“yaitu tanggal 12 muharram,10 safar dan 4 rabi’ul awal(mulud) 18 rabu’utsni(bakda mulud) 18 jumadil awal,18 jumadil akhir.12 rajab ,26 sya’ban(ruwah),24 ramadhan,2 syawal,28 dhulqa’dah(apit/sela) dan 8 bulan dhilhijjah”
TATA KERAMA MELAKUKAN HUBUNGAN INTIM
di sini saya hanya akan menulis point-point nya saja afwan…….
A.mencari waktu usai sholat
B.diusahakan hatinya bersih
C.memulai dari arah kanan dan berdo`a
Bismillaahi, allahumma jannibnasy syaythaana wa jannibisy syaythaana maa razaqtanaa.
Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami. (HR. Bukhari)
D.istri hendaknya wudhu dahulu
E.mengucapkan salam dan menyentuh ubun-ubun istri
F.memeluk istri dan sambil berdo`a
G.mencuci ujung jari kedua tangan dan kaki istri
H.ciptakan suasana tenang dan romantis
Ibnul Qayyim berkata, “Sebaiknya sebelum bersetubuh hendaknya diajak bersenda-gurau dan menciumnya, sebagaimana Rasulullah saw. melakukannya.”
I.memberi ucapan selamat kepada kedua mempelai
dan juga perlu di perhatikan
Bagian 1 (Merayu dan bercumbu):
Nabi Muhammad s.a.w. melarang suami melakukan persetubuhan sebelum membangkitkan syahwat isteri dengan rayuan dan bercumbu terlebih dahulu.
Hadits Riwayat al-Khatib dari Jabir.
Bagian 2 (DOA SEBELUM BERSETUBUH):
“Bismillah. Allaahumma jannibnaash syaithaa-na wa jannibish syaithaa-na maa razaqtanaa”.
Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami berdua (suami isteri) dari gangguan syaithan serta jauhkan pula syaithan itu dari apa saja yang Engkau rezqikan kepada kami.
Dari Abdulah Ibnu Abbas r.a. berkata:
Maka sesungguhnya apabila ditakdirkan dari suami isteri itu mendapat seorang anak dalam persetubuhan itu, tidak akan dirosak oleh syaithan selama-lamanya.
Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.
Bagian 3: (Do’a Hampir keluar mani)
Dan apabila air manimu hampir keluar, katakan dalam hatimu dan jangan menggerakkan kedua bibirmu kalimat ini:
“Alhamdulillaahil ladzii khalaqa minal maa’i basyara”.
Segala pujian hanya untuk Allah yang menciptakan manusia dari pada air.
Bagian 4 (Syahwat terputus ditengah jalan):
Apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dengan isterinya maka janganlah ia menghentikan persetubuhannya itu sehingga isterimu juga telah selesai melampiaskan hajatnya (syahwat atau mencapai kepuasan) sebagaimana kamu juga menghendaki lepasnya hajatmu (syahwat atau mencapai kepuasan).
Hadits Riwayat Ibnu Addi.
Bagian 5 (Dogy Style):
Dari Jabir b. Abdulah berkata:
Bahawa orang-orang Yahudi (beranggapan) berkata:
Apabila seseorang menyetubuhi isterinya pada kemaluannya Melalui Belakang maka mata anaknya (yang lahir) akan menjadi juling.
Lalu turunlah ayat suci demikian:
“Isteri-isteri kamu adalah ladang bagimu maka datangilah ladangmu itu dari arah mana saja yang kamu sukai”.
Surah Al Baqarah - ayat 223.
Keterangan:
Suami diperbolehkan menyetubuhi isteri dengan apa cara sekalipun (dari belakang, dari kanan, dari kiri dsb asalkan dilubang faraj).
Bagian 6 (bersetubuh dapat pahala)
Rasulullah s.a.w. bersabda:
“…..dan apabila engkau menyetubuhi isterimu, engkau mendapat pahala”.
Para sahabat bertanya:
Wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapat pahala dalam melampiaskan syahwat?
Nabi menjawab:
Bukankah kalau ia meletakkan (syahwatnya) ditempat yang haram tidakkah ia berdosa?
Demikian pula kalau ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal maka ia mendapat pahala.
Hadits Riwayat Muslim.
Bagian 7 (Horny lagi)
Apabila diantara kamu telah mecampuri isterinya kemudian ia akan mengulangi persetubuhannya itu maka hendaklah ia mencuci zakarnya terlebih dahulu.
Hadits Riwayat Baihaqi.
Syekh penazham menjelaskan waktu-waktu yang terlarang untuk bersenggama, sebagaimana diungkapkan dalam nazhamnya yang berbahar rajaz berikut ini:”Dilarang bersenggama ketika istri sedang haid dan nifas,Dan sempitnya waktu shalat fardlu, jangan merasa bebas.”Allah Swt. berfirman:”Mereka bertanya kepadamu tentang haid, Katakanlah, haid adalah suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid” (Qs. Al-Baqarah: 222)
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “menjauhkan diri” adalah menjauhkan diri dari vagina istri, yang artinya tidak melakukan senggama. Ini adalah pendapat Hafshah ra. Dan Imam Mujahid pun sependapat dengan pendapat Hafshah ra. Tersebut.
Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab Ausath dari Abu Hurairah secara marfu’:Rasulullah Saw.bersabda:”Barang siapa bersetubuh dengan istrinya yang sedang haid, kemudian ditakdirkan mempunyai anak dan terjangkiti penyakit kusta, maka jangan sekali-kali mencela, kecuali mencela dirinya sendiri”Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali berkata, “Bersetubuh di waktu haid dan nifas akan mengakibatkan anak terjangkiti penyakit kusta.”Imam Ahmad dan yang lainnya meriwayatkan sebuah hadits marfu’ dari shahabat Abu Hurairarah ra.:Rasulullah Saw.bersabda:”Barang siapa datang kepada dukun peramal, kemudian dia mempercayai apa yang dikatakannya, dan menyetubuhi istrinya diwaktu haid atau pada duburnya, maka dia benar-benar telah melepaskan diri dari apa yang telah diturunkan kepada Nabi Saw.”
Rasulullah Saw. bersabda:”Barang siapa menyetubuhi istrinya diwaktu haid, maka hendaklah dia bersedekah satu keping dinar. Dan barang siapa menyetubuhi istrinya dikala haidnya telah reda, maka hendaklah dia bersedekah setenga keping dinar.”Ibnu Yamun meneruskan nazhamnya sebagai berikut:”Dilarang senggama (menurut pendapat yang masyhur) dimalam hari raya Idul Adha,Demikian pula dimalam pertama pada setiap bulan.Dimalam pertengahan pada setiap bulan,Bagitu pula dimalam terakhir pada setiap bulan.”Hal itu berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw.:”Janganlah kamu bersenggama pada malam permulaan dan pertengahan bulan”
Al-Imam Ghazali mengatakan, bahwa bersenggama makruh dilakukan pada tiga malam dari setiap bulan, yaitu: pada malam awal bulan, malam pertengahan bulan, dan pada malam terakhir bulan. Sebab setan menghadiri setiap persenggamaan yang dilakukan pada malam-malam tersebut.Ada yang berpendapat, bahwa bersetubuh pada malam-malam tersebut dapat mengakibatkan gila atau mudah stres pada anak yang terlahir. Akan tetapi larangan-larangan tersebut hanya sampai pada batas makruh tidak sampai pada hukum haram, sebagaimana bersenggama dikala haid, nifas dan sempitnya waktu shalat fardlu.Selanjutnya Syekh penazham mengungkapkan tentang keadaan orang yang mengakibatkan ia tidak boleh bersenggama dalam nazham berikut ini:”Hindarilah bersenggama dikala sedang kehausan, kelaparan, wahai kawan, ambillah keterangan ini secara berurutan.Dikala marah, sangat gembira, demikian pula,dikala sangat kenyang, begitu pula saat kurang tidur. Dikala muntah-muntah, murus secara berurutan, demikian pula ketika kamu baru keluar dari pemandian.Atau sebelumnya, seperti kelelahan dan cantuk (bekam),jagalah dan nyatakanlah itu semua dan jangan mencela.”
Sebagaimana disampaikan oleh Imam Ar-Rizi, Bersenggama dalam keadaan sangat gembira akan menyebabkan cedera. Bersenggama dalam keadaan kenyang akan menimbulkan rasa sakit pada persendian tubuh. Demikian juga senggama yang dilakukan dalam keadaan kurang tidur atau sedang susah. Semuanya harus dihindari, karena akan menghilangkan kekuatan dalam bersenggama.Begitu juga gendanya dijauhi senggama yang sebelumnya sudah didahului dengan muntah-muntah dan murus-murus, kelelahan, keluar darah (cantuk), keluar keringat, kencing sangat banyak, atau setelah minum obat urus-urus. Sebab menurut Imam As-Razi, semua itu akan dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh pelakunya. Demikian juga hendaknya dijauhi senggama setelah keluar dari pemandian air panas atau sebelumnya, karena ibu itu dapat mengakibatkan terjangkiti sakit kepala atau melemahkan syahwat. Juga hendaknya mengurangi senggama pada musim kemarau, musim hujan, atau sama sekali tidak melakukan senggama dikala udara rusak atau wabah penyakit sedang melanda, sebagaimana dituturkan Syekh penazham berikut ini: “Kurangilah bersenggama pada musim panas,dikala wabah sedang melanda dan dimusim hujan.”
Imam Ar-Rizi mengatakan, bahwa orang yang mempunyai kondisi tubuh yang kering sebaiknya menghindari senggama pada musim panas. Sedangkan orang yang mempunyai kondisi tubuh yang dingin hendaknya mengurangi senggama pada musim panas maupun dingin dan meninggalkan sama sekali pada saat udara tidak menentu serta pada waktu wabah penyakit sedang melanda.Kemudian Syekh penazham melanjutkan nazhamnya sebagai berikut: “Dua kali senggama itu hak wanita, setiap Jumat, waktunya sampai subuh tiba.Satu kali saja senggama demi menjaga kesehatan,setiap Jumat bagi suami yang sakit-sakitan.”Syekh Zaruq didalam kita Nashihah Al-Kafiyah berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan hak wanita adalah senggama yang dilakukan suami bersamanya paling sedikit dua kali dalam setiap Jumat. Atau paling sedikit satu kali pada setiap Jumat bagi suami yang cukup tingkat kesehatannya.Shahabat Umar bin Khaththab menentukan satu kali senggama dalam satu kali suci wanita (istri)(satu kali dalam sebulan), karena dengan begitu suami akan mampu membuat istrinya hamil dan menjaganya. Benar demikian, akan tetapi sebaiknya suami dapat menambah dan mengurangi menurut kebutuhan istri demi menjaga kesehatan. Sebab, menjaga kesehatan istri merupakan kewajiban bagi suami.Sebaiknya suami tidak menjarangkan bersenggama bersama istri, sehingga istri merasa tidak enak badan. Suami juga tidak boleh memperbanyak bersenggama dengan istri, sehingga istri merasa bosan,
sebagaimana diingatkan Syekh penazham melalui nazhamnya berikut ini:”Diwaktu luang senggama jangan dikurangi, wahai pemuda,jika istri merasa tidak enak karenanya, maka layanilah dia.Sebaliknya adalah dengan sebaliknya, demikian menurut anggapan yang ada.Perhatikan apa yang dikatakan dan pikirkanlah dengan serius.”Syekh Zaruq dalam kitab An-Nashihah berkata, “Suami jangan memperbanyak senggama hingga istri merasa bosan dan jangan menjarangkannya hingga istrinya merasa tidak enak badan.” Imam Zaruq juga berkata: “Jika istri membutuhkan senggama, suami hendaknya melayani istrinya untuk bersenggama bersamanya sampai empat kali semalam dan empat kali disiang hari.”Sementara itu istri tidak boleh menolak keinginan suami untuk bersenggama tanpa uzur, berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar berikut ini:”Seorang wanita datang menghadap Rasulullah Saw. seraya bertanya: ‘Ya Rasulallah, apakah hak seorang suami atas istrinya?’ Rasulullah Saw. menjawab: ‘Istri tidak boleh menolak ajakan suaminya, meskipun dia sedang berada diatas punggung unta (kendaraan)’.”Rasulullah Saw. juga bersabda:”Ketika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, kemudian dia menolak, maka para malaikat akan melaknatnya hingga waktu subuh tiba”Dijelaskan, kekhawatiran istri akan anaknya yang sedang menyusu tidak termasuk uzur, sebab sebenarnya sperma suami akan dapat memperbanyak air susu istri.

Potensi Budidaya Ikan dari Jenis Perikanan Darat

11/28/2009 11:07:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »



Selama ini, aktivitas perikanan tangkap dominasi pembangunan perikanan nasional. Secara politik, kondisi ini memposisikan perikanan darat/perairan umum (sungai, situ, danau dan rawa) sebagai kelas kedua, maka aktivitas perikanan darat mandek.
Revitasi perikanan hanya mengutamakan pertambakan udang, dan budidaya laut yaiotu rumput laut dan ikan karang, padahal perikanan darat memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Harusnya, pemerintah memberikan porsi yang seimbang antara keduanya.
Perikanan darat memiliki keunggulan dan keunikan dalam pengembangannya. Pertama potensinya memiliki varietas/jenis yang bersifat endemik. Contohnya ikan bilih (mystacole useus pandangensis) yang di dunia hanya terdapat di danau Singkarak, Sumatera Barat, juga ikan jenis lawat (leptobarbus hoevonii), baung ( Mytus Planices), belida ( Chitala Lopis), dan tangadak (barbodes Schawanefeldi) di danau Sentarum Kalimantanb Barat dan sungai-sungai pulau Sumatera, Nike-nike di danau Tondano Sulewesi Utara dan ikan gabus asli (oxyeleoris heterodon) di danau Sentani Papua.
Kedua keberadaan ikan endemik menyatu dengan perilaku/pola hidup masyarakat lokal. Mereka menganggap ikan endemik menjadi bagian kebudayaan dan dikonsumsi secara turun-temurun. Maka mereka juga memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestariannya. Ketiga secara ekologis dan klimatologi ikan endemik memiliki habitat hidup dan berkembang biak yang khas. Amat tidak mungkin ikan bilih, danau Singkarak dikembangbiakan di danau Poso. Inilah sumber kekhasan sumber daya genetik.
Lahan budi daya perikanan darat yang mengandung jenis ikan endemik belum dimanfaatkan secara optimal. Baru beberapa daerah yang membudidayakan dan memberdayakannya danau pariwisata misalnya danau Tondano, danau Singkarak, danau Poso dan danau Sentani. Kelima jenis ikan endemik harganya mahal karena rasanya unik, khas dan langka sehingga menjadi trademark tersendiri bagi daerah itu. Contohnya ikan Semah (tor tambra, tor dourounensis dan tor tambroides, labeubarbus dourounensis0 dari Sungai Kapuas harganya sampai 250.000/Kg.

Enam Problem
Otonomi daerah dalam aspek perikanan dan kelautan tidak hanya dimaknai sebatas kewenangan pengelolaan wilayah laut oleh pemerintah propinsi dan kebupaten/kota. Otonomi daerah juga harus dimaknai sebagai mengelola dan mengembangkan perikanan darat utamanya ikan endemik yang terancam punah. Pemaknaan ini akan menciptakan kadaulatan pangan di tingkat lokalitas.
Berbagai problem mengancam keberlanjutan budidaya ikan endemik dan kelestariannya. Yaitu, pertama exploitasi berlebihan. Contohnya, data tahun 1997 menyebutkan stok ikan Bilih mencapai 542,56 ton. Dan telah dieksploitasi sebesar 416,90 ton (77,84 %). Ini menggambarkan sumberdaya ikan bilih sudah mengalami tangkap lebih.
Kedua, introduksi ikan lain yang bersifat predator dan kompetitor. Kasus introduksi ikan gabus Toraja (channa Striata) di danau Sentani. Hal serupa juga terjadi di danau Poso dan Malili di Sulawesi Tengah.
Ketiga, ancaman kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan pertanian dan pembabatan hutan. Akibat kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk organik, limpasannya masuk ke sungai dan danau, sehingga mencemari dan merusak habitat ikan endemik. Hal serupa akan terjadi akibat pembabatan hutan di hulu sungai danau maupun lubuk-lubuk di Kalimantan dan Sumatera bersumber dari aktivitas pertanian dan pembabatan hutan.
Keempat, proses sedimentasi yang disebabkan oleh limpasan lumpur dari aktivitas di tep[I danau menyebabkan danau semakin dangkal. Juga, pembabatan hutan di hulu menyebabkan sungai mengalami pendangkalan.

Artikel: 2012 Tahun KIAMAT ? (antara mitos dan ilmiah) Januari 8, 2009

11/28/2009 05:58:00 PM Posted In , Edit This 0 Comments »

Matahari Bisa Guncang Bumi (oleh Agus Dwi Darmawan) : Materi nikel bisa bergetar karena efek gelombang magnetikAPAKAH pembalikan kutub magnet bumi benar-benar akan terjadi pada 2012 nanti? Sekelompok peneliti masih meragukan hal tersebut, tetapi dalam penyelidikan terbaru yang secara terus-menerus menyoroti gerak-gerik dan gejala matahari, gejolak dan peningkatan badai matahari memang mungkin akan terjadi pada 2012. Efek yang mungkin terjadi adalah gangguan sinyal dan sapuan gelombang elektromagnetik yang mungkin akan sedikit memengaruhi alat telekomunikasi dan iklim.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan matahari kita?
Peneliti dalam sebuah kutipan artikel di jurnal ilmiah memaparkan bahwa keadaan matahari sedang mengalami siklus. Seperti sebuah musim yang terjadi di bumi, kali ini adalah gejolak dan badai matahari yang sedang terjadi di sana. Sesekali kilatan matahari terlontar jauh mendekati bumi dan terlihat bentuk lidah api yang menyala dengan diikuti hempasan angin.
“Lidah api tersebut memang tidak akan sampai ke bumi,” kata David Hathaway, ahli fisika matahari NASA di Alabama, US. Namun hempasan angin dan efek percikannya seperti gelombang magnit tetap mengenai bumi. Sesekali waktu tahun 1990-an, badai seperti ini pernah terjadi dan menimbulkan aurora yang cukup indah di kutub.
Yang terjadi kemudian, sinyal ponsel menghilang, sinyal komunikasi misterius di bawah laut dan getaran kecil terjadi di bumi. Namun untuk keabsahan getaran tersebut apakah memang terjadi masih dipertanyakan. Tetapi peneliti mengklaim bahwa penyelidikan mereka sejak satelit pengawas matahari ditempatkan di angkasa pada 1990 lalu, keakuratan dan keabsahannya sudah mulai terbukti.
Petunjuk yang didapatkan bahwa matahari mengeluarkan getaran-getaran gelombang seperti riak air angkasa. Dikatakan bahwa getaran tersebut seperti denyut nadi dan ada peneliti lain yang menyebutnya juga seperti alunan musik di tangga nadanya. “Gelombang tersebut kami sebut p-mode dan g-mode,” kata Hathaway.
Dalam siklus matahari, kedua getaran tersebut terbentuk dengan periode yang berbeda-beda. G-mode muncul ketika paket materi di matahari naik dari dalam ke permukaan dan kemudian ditarik lagi oleh grafitasi, sementara pada gelombang p-mode bentuknya tergambar seperti gelombang di permukaan aliran air yang datar.
Kedua gelombang tersebut menimbulkan getaran yang berjangka waktu cukup lama. P-mode getarannya berada dalam periode menit, sementara gelombang g-mode lebih lama dengan durasi 10 menit atau bahkan hingga beberapa jam.
David J Thomson dari Queen’s University di Kingston, Kanada, menceritakan sebuah fenomena yang tidak biasa. Ia melihat partikel yang dilemparkan oleh matahari dan kemudian diikuti dengan aurora di kutub misalnya, juga menyebabkan fluktuasi yang cukup kuat terhadap kekuatan tiupan angin matahari. “Fenomena yang tidak biasa dan diketahui adalah materi nikel akan bergetar ketika terkena tiupan angin mataharai ini,” katanya.
Nikel ini termasuk bahan material magnet. Unsur nikel terdapat cukup melimpah di muka bumi. Hampir sebagian besar unsur nikel ada disetiap pelapisan batuan. Namun apakah benar-benar akan menggetarkan bumi, katanya, getarannya tidak akan sekuat gempa yang dirasakan oleh manusia. Ia menyebutkan, kejadian ganjil tersebut cukup pelan tetapi bisa dirasakan oleh sebuah alat mekanis.
Meski diprediksi badai maksimum akan terjadi pada 2012 nanti, namun peneliti belum dapat menyebutkan pengaruh paling buruknya yang akan diterima bumi. “Kami berasumsi bahwa pada saat terjadi lontaran gelombang paling tinggi badai mataharai hanya akan mengganggu medan magnet,” katanya.
Sejauh ini badai gelombang magnetik yang dialami bumi banyak dipengaruhi oleh aktivitas tersebut dan memang mengganggu medan magnet. Namun pengaruh paling kuat saat badai, kebisingan pada sinyal ponsel sendiri, walaupun tidak akan dirasakan cukup jelas. Hathaway juga memprediksi bahwa dua gelombang yang menyebabkan getaran tersebut statusnya pun diprediksi semakin melemah. Jauhnya jarak lintasan ke permukaan matahari dan hingga ke bumi cukup memperkecil efek yang akan diterima.
Isu Kiamat Tahun 2012 yang Meresahkan
jurnalnasional.com, Rabu, 26 November 2008 | 13:07 WIB (Oleh Yuni Ikawati) — Di internet saat ini tengah dibanjiri tulisan yang membahas prediksi suku Maya yang pernah hidup di selatan Meksiko atau Guatemala tentang kiamat yang bakal terjadi pada 21 Desember 2012.
Pada manuskrip peninggalan suku yang dikenal menguasai ilmu falak dan sistem penanggalan ini, disebutkan pada tanggal di atas akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.
Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.
Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.
Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia. ”Karena gangguan magnet Bumi, pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti,” ujar Sri.
Langkah antisipatif
Kompas Cetak(Oleh: Yuni Ikawati) — Dari Matahari, miliaran partikel elektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, jelas Jiyo Harjosuwito, Kepala Kelompok Peneliti Ionosfer dan Propagasi Gelombang Radio. Dampak dari serbuan partikel elektron itu di kutub magnet Bumi berlangsung selama beberapa hari. Selama waktu itu dapat dilakukan langkah antisipatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, lanjut Bambang, Lapan tengah membangun pusat sistem pemantau cuaca antariksa terpadu di Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Bandung. Obyek yang dipantau antara lain lapisan ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.
Langkah antisipatif yang telah dilakukan Lapan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari munculnya badai antariksa, yaitu Dephankam, TNI, Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta pemerintah daerah. Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama, kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio.
Bambang mengimbau PLN agar melakukan langkah antisipatif dengan melakukan pemadaman sistem kelistrikan agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk. Untuk itu, sosialisasi harus dilakukan pada masyarakat bila langkah itu akan diambil.
Selain itu, penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan satelit GPS sebagai sistem navigasi hendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi, dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawat terbang.
Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa, jelas peneliti dari PPSA Lapan, Effendi, dapat mengubah kecepatan gelombang radio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delai propagasi pada sinyal GPS.
Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tak berfungsi lagi.
Saat ini Lapan telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan tersebut untuk komunikasi radio HF. ”Saat ini tengah dipersiapkan pemodelan yang sama untuk bidang navigasi,” tutur Bambang.
Bahkan dari sumber lain masih diperdebatkan apa yg terjadi oleh para arkeolog tentang kalender bangsa maya kuno, yang berhenti di tahun 2012 (Lihat: http://www.usatoday.com/tech/science/2007-03-27-maya-2012_n.htm )

download

11/25/2009 05:52:00 PM Edit This 0 Comments »

Cinta Sejati
Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan?
Ketika kita berciuman?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT...
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan.
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan . .
Tapi ingatlah...melepaskan BUKAN akhir dari dunia . .
melainkan awal suatu kehidupan baru . . .
Apabila cinta tidak berhasil...BEBASKAN dirimu
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas...
LAGI..
Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya . .
tapi..ketika cinta itu mati . . .
kamu TIDAK perlu mati bersamanya . .
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang . .
MELAINKAN mereka yang tetap T E G A R ketika mereka jatuh
TEMAN SEJATI . . . mengerti ketika kamu berkata " A k u l u p a . ."
Menunggu selamanya ketika kamu berkata " T u n g g u s e b e n t a r "
Tetap tinggal ketika kamu berkata " T i n g g a l k a n a k u s e n d i r i
"Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata " B o l e h k a h
s a y a m a s u k ?”
MENCINTAI . . . BUKANlah bagaimana kamu melupakan . . .
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN . .
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan . . .
melainkan bagaimana kamu MENGERTI . . .
BUKANlah apa yang kamu lihat . . .
melainkan apa yang kamu RASAKAN . .
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan . . .
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN . . .
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati . .
Dibandingkan menangis tersedu2 . . .
Air mata yang keluar dapat dihapus .
sementara air mata yang tersembunyi ,
menggoreskan luka yang tidak akan pernah H I L A N G . . .
Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang . .
Tapi ketika CINTA itu T U L U S , meskipun kalah,
kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia . . .
dapat mencintai seseorang . .
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri . . .
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita
MELAINKAN karena kita menyadari
bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar2 mencintai seseorang, jangan lepaskan dia . .
jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar2 mencintai
MELAINKAN . BERJUANGLAH DEMI C I N T A M U ( " Fight For Your Dream" )Itulah: C I N T A S E J A T I . . .
bukannya seperti: " Easy Come . . . Easy Go "
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
DARIPADA berjalan bersama orang "yang tersedia"
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai
DARIPADA orang yang berada di "sekelilingmu"
Lebih baik menunggu orang yang tepat
karena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang dengan hanya
"seseorang"
Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang PALING menyakiti hatimu
dan kadang kala, teman yang membawamu ke dalam pelukannya
dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.

Tafsir Surat Al-Fatihah

11/25/2009 05:19:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »

(1)BISMILLAHIRAMANIRAHIMI
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Menyayangi
Ummu Salamah r.a. berkata, "Rasulullah saw. telah membaca Bismillahirrahmanirrahim ketika membaca Fatihah dalam salat. (Hadis da'if Riwayat Ibnu Khuzaimah).
Abu Hurairah r.a. ketika memberi contoh salat Nabi saw. membaca keras-keras Bismillahirrahmanirrahim. (HR. an-Nasa'i, Ibn Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Imam Syafii dan al-Hakim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa Muawiyah ketika sembahyang di Madinah sebagai imam, tidak membaca Bismillahirrahmanirrahim, maka ditegur oleh sahabat Muhajirin yang hadir, kemudian ketika sembahyang lagi ia membaca Bismillahirrahmanirrahim.
Adapun dalam mazhab Imam Malik tidak membaca Basmalah berdasarkan hadis Aisyah r.a. yang berkata, "Biasa Rasulullah saw. memulai salat dengan takbir dan bacaannya dengan Alhamdu lillahi rabbil alamin. (HR. Muslim).
Anas r.a. berkata, "Saya sembahyang di belakang Nabi saw., Abu Bakar, Umar, Utsman dan mereka semuanya memulai bacaannya dengan Alhamdu lillahi rabbil alamin". (Bukhari, Muslim).
Dan sunat membaca Bismillahirrahmanirrahim pada setiap perkataan dan perbuatan. karena sabda Nabi saw. yang berbunyi:
"Tiap urusan (perbuatan) yang tidak dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim maka terputus berkatnya."
Juga sunat membaca Basmalah ketika wudu, karena sabda Nabi saw.:
"Tiada sempurna wudu orang yang tidak membaca Bismillah"
Dan sunat juga dibaca ketika menyembelih (membantai) binatang, juga sunat ketika makan, karena sabda Nabi saw. ke- ada Umar bin Abi Salamah yang berbunyi, "Bacalah Bismil- lah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat-dekat kepadamu". (HR. Muslim). Juga membaca Basmalah ketika akan jima' (bersetubuh) sebagaimana riwayat Ibn Abbas r.a. Rasullah saw. bersabda: Andaikan salah satu kamu jika akan bersetubuh (jima') de- ngan istrinya membaca, "engan nama Allah, ya Allah jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan dari rezeki yang Tuhan berikan kepada kami. Maka jika ditakdirkan mendapat anak dari jima' tidak mudah diganggu oleh setan untuk selamanya". (HR. Bukhari, Muslim).
Bismillah ( Dengan nama ALLAH )
Dengan nama Allah. Susunan kalimat yang demikian ini dalam bahasa Arab berarti ada susunan kata-kata yang mendahuluinya yaitu: Aku mulai perbuatan ini dengan nama Allah, atau: Permulaan dalam perbuatanku ini dengan nama Allah; untuk mendapat berkat dan pertolongan rahmat Allah sehingga dapat selesai dengan sempurna dan baik. Juga untuk menyedari kembali sebagai makhluk Allah, bahawa segalanya bergantung kepada rahmat kurnia Allah. Hidup, mati dan daya upaya semata-semata terserah kepada rahmat kurnia Allah Azza wa Jalla.
ALLAH
Nama Zat Allah Ta'ala. Nama Allah khusus bagi Allah, tidak dinamakan pada zat yang lain selain Allah. Haram menamakan dengan nama Allah pada zat yang lain selain Allah melainkan dengan menyandarkan sesuatu seperti Abdullah (hamba Allah) atau Amatullah (hamba perempuan Allah).
Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Murah Yang Maha Penyayang)
Ar-Rahman (Yang Pemurah) yakni yang penuh rahmatNya kepada semua makhluk di dunia hingga di akhirat, kepada yang mukmin maupun yang kafir. Adapun Ar-Rahim (Yang Penyayang) khusus rahimNya buat kaum mukmin sahaja.
Firman Allah: "Arrahman alal arsyi istawa", untuk menunjukkan bahwa rahmat Allah meliputi (memenuhi) seiuruh Arsy. Dan firman Allah: "Wa kaana bil mu'miniina rahiima" (Dan terhadap kaum mukminin sangat belas kasih).
Nama Rahman ini juga khusus bagi Allah, tidak dapat dipakai oleh lain-lainNya. Karena itu ketika Musailama al-Kadzdzab berani menamakan dirinya Rahmanul Yamamah, maka Allah membuka kepalsuan dan kedustaannya, sehingga dikenal di tengah-tengah masyarakat Musailamah al-Khadzdzab bukan sahaja bagi penduduk kota bahkan orang-orang Baduwi juga menyebutnya Musailamah al-Khadzdzab iaitu Musailamah Yang Pembohong.
Kesimpulan di dalam asma (nama-nama) Allah ada yang dapat dipakai oleh lain-Nya dan ada juga yang tidak dapat dipakai oleh lain-Nya seperti Allah, Ar-Rahman, Al-Khalik, Ar-Razak dan lain-lainnya. Dan yang boleh seperti Ar-Rahim, As-Sami', Al-Bashir seperti firman Allah, "Faja'alnaahu samii'an bashiira" (Maka Kami jadikan manusia itu mendengar lagi melihat).
(2) ALHAMDU LILLAHIR RABBIL ALAMIN
Segala puja dan puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara alam semesta.
Ibn Jarir berkata, "Alhamdu lillah, syukur yang ikhlas melulu kepada Allah tidak kepada lain-lain-Nya daripada makhluk-Nya, syukur itu karena nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba dan makhluk-Nya yang tidak dapat dihitung dan tidak terbatas, seperti alat anggota manusia untuk menunaikan kewajiban taat kepada-Nya, di samping rezeki yang diberikan kepada semua makhluk manusia, jin dan binatang dari berbagai perlengkapan hidup, karena itulah maka pujian itu sejak awal hingga akhirnya tetap pada Allah semata-mata.
Alhamdullilah
Pujian Allah pada diri-Nya, yang mengandung tuntunan kepada hamba-Nya supaya mereka memuji Allah seperti seakan-akan perintah Allah, "Bacalah olehmu Alhamdulillah".
Alhamd pujian dengan lidah terhadap sifat-sifat pribadi, maupun sifat yang menjalar kepada orang lain, sebaliknya syukur itu pujian terhadap sifat yang menjalar, tetapi syukur dapat dilaksanakan dengan hati, lidah dan anggota badan. Alhamd berarti memuji sifat keberanian, kecerdasan-Nya atau karena pemberian-Nya. Syukur khusus untuk pemberian-Nya. Alhamd (puji) lawan kata Adzzam (cela).
Ibn Abbas r.a. berkata, Umar r.a. berkata kepada sahabat- sahabat, "Kami telah mengerti dan mengetahui kalimat Subanallah, laa ilaha illallah dan Allahu Akbar, maka apakah Alhamdu Lillahi itu?" Jawab Ali r.a., "Suatu yang dipilih oleh Allah untuk memuji Zat-Nya".
Ibn Abbas berkata, 'Alhamdu Lillah kalimat syukur, maka jika seorang membaca Alhamdu Lillah, Allah menjawab, "HambaKu telah syukur pada-Ku".
Jabir bin Abdullah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda: Seutama-utamanya zikir ialah "La ilaha illallah", dan seutama-utamanya doa ialah "Alhamdu Lillah". (HR. at-Tirmidzi, hadis Hasan Gharib).
Anas. bin Malik r.a. berkata, Nabi saw. bersabda: Tiadalah Allah memberi nikmat kepada seorang hamba- Nya, kemudian hamba itu mengucap "Alhamdu Lillah", melainkan apa yang diberi itu lebih utama (afdhal) dari yang ia terima. (Yakni ucapan "Alhamdu Lillah" lebih be- sar nilainya dari nikmat dunia itu). (HR. Ibnu Majah).
Anas r.a. juga meriwayatkan Nabi saw. bersabda, "Andaikan dunia sepenuhnya ini di tangan seorang dari umatku kemudian ia membaca 'Alhamdu Lillah' maka pasti kalimat Alhamdu Lillah lebih besar dari dunia yang di tangannya itu". 'Al' dalam kalimat Al-hamdu berarti segala jenis puja dan puji bagi Allah. Sebagaimana tersebut dalam hadis "Allahumma lakal hamdu kulluhu walakal mulku kulluhu wa biyadikal khair kullihi wa ilaika yar ji'ul amru kulluhu" (Ya Allah bagi-Mu segala puji semuanya, dan bagi-Mu kerajaan semuanya dan di tangan-Mu kebaikan semuanya, dan kepada-Mu kembali segala urusan semuanya).
Rabb
Bererti pemilik yang berhak penuh, juga berarti majikan, juga yang memelihara serta menjamin kebaikan dan perbaikan, dan semua makhluk alam semesta.
Alam ialah segala sesuatu selain Allah. Maka Allah Rabb dari semua alam itu sebagai pencipta, yang mcmelihara, memperbaiki dan menjamin. Sebagaimana tersebut dalam surat asy- Syu'araa 23-24. Fir'aun bertanya, "Apakah rabbul alamin itu?" Jawab Musa, "Tuhan Pencipta, Pemelihara penjamin langit dan bumi dan apa saja yang di antara keduanya, jika kalian mahu percaya dan yakin."
Alam itu juga pecahan dari alamat (tanda) sebab alam ini semua menunjukkan dan membuktikan kcpada orang yang memperhatikannya sebagai tanda adanya Allah Tuhan yang menjadikannya.
(3) AR-RAHMAN AR-RAHIM

Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Ar-Rahman
yang memberi nikmat yang sebesar-besarnya seperti nikmat makan, minum, harta benda dan lain-lain.
Ar-Rahim
yang memberi nikmat yang halus sehingga tidak terasa, seperti nikmat iman dan islam. Jika anda akan menghitung nikmat kurnia Allah maka takkan dapat menghitungnya.
(4) MALIKI YAUMIDIN

Raja yang memiliki pembalasan
Maliki
Dapat dibaca: Maliki (Raja), dan Maaliki (Pemilik - Yang Memiliki). Maaliki sesuai dengan ayat:
"Sesungguhnya Kami yang mewarisi bumi dan semua yang di atasnya, dan kepada Kami mereka akan kembali."
(Maryam 40).
Maliki sesuai dengan ayat: Katakanlah, "Aku berlindung dengan Tuhannya manusia. Rajanya manusia".
(an-Naas 1-2)
. "Bagi siapakah kerajaan pada hari ini (hari kiamat)? Bagi Allah Yang Esa yang memaksa (perkasa)."
(al-Mu'min = Ghafir 16).
Kerajaan yang sesungguhnya pada hari itu hanya bagi Ar: Rahman.
(al-Furqan 26).
Ad-Din (Pembalasan dan Perhitungan).
Sesuai dengan ayat:
"Apakah kami akan dibalas (diperhitungkan)". (as-Shafaat 53).
Umar r.a. berkata, "Andaikan perhitungan bagi dirimu sebelum kamu dihisab (diperhitungkan) dan pertimbangkan untuk dirimu sebelum kamu ditimbang, dan siap-siaplah untuk menghadapi perhitungan yang besar, menghadap kepada Tuhan yang tidak tersembunyi pada-Nya sedikit pun dari amal perbuatanmu. Pada hari kiamat kelak kalian akan dihadapkan kepada Tuhan dan tidak tersembunyi pada-Nya suatu apa pun."
(5) Iyyaka na'budu wa iyyaka nas ta'iin.
Hanya kepadaMu (Allah) kami mengabdi (menyembah) dan hanya kepada-Mu pula kami minta pertolongan.
Adh-Dhahaak dari Ibn Abbas berkata,
"Iyyaka na'budu bermaksud Kepada-Mu kami menyembah mengesakan dan takut dan berharap, wahai Tuhan tidak ada lain-Mu". Dan Iyyaka nasta'in bermaksud "Kami minta tolohg kepada-Mu untuk menjalankan taat dan untuk mencapai semua hajat kepentinganku"
Qatadah berkata,
Dalam Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in, Allah menyuruh supaya tulus ikhlas dalam melakukan ibadat kepada Allah dan supaya benar-benar mengharap bantuan pertolongan Allah dalam segala urusan."
(6) Ihdinaas Shiraathal mustaqiim
Pimpinlah kami ke jalan yang lurus.
Shirath dapat dibaca dengan shad, siin dan zai dan tidak berubah arti.
Shiraathal mustaqiim, jalan yang lurus yang jelas tidak berliku-liku. Shiraatal mustaqiim, ialah mengikuti tuntunan Allah dan Rasulullah saw. Juga berarti Kitab Allah, sebagaimana riwayat dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Asshiratul mustaqiim kitabullah'. Juga berarti Islam, sebagai agama Allah yang tidak akan diterima lainnya.
An Nawas bin Sam'aan r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Allah mengadakan contoh perumpamaan suatu jalan (shirrat) yang lurus, sedang di kanan-kiri jalan ada dinding dan di pagar ada pintu-pintu terbuka, pada tiap pintu ada tabir yang menutupi pintu, dan di muka jalan ada suara berseru, "Hai manusia masuklah ke jalan ini, dan jangan berbelok dan di atas jalanan ada seruan, maka bila ada orang yang akan membuka pintu dipenngatkan, 'Celaka anda, jangan membuka, sungguh jika anda membuka pasti akan masuk'. Shiraat itu ialah Islam, dan pagar itu batas-batas hukum Allah dan pintu yang terbuka ialah yang diharamkan Allah- sedang seruan di muka jalan itu ialah kitab Allah, dn seruan di atas shiraf ialah seruan nasihat dalam hati tiap orang muslim.
(HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa'i).
Tujuan ayat ini minta taufik hidayat semoga tetap mengikuti apa yang diridai Allah, sebab siapa yang mendapat taufik hidayat untuk apa yang diridai Allah maka ia termasuk golongan mereka yang mendapa nikmat dari Allah daripada Nabi shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan siapa yang mendapat taufik hidayat sedemikian berarti ia benar-benar Islam berpegang pada kitab Allah dan sunnaturrasul, menjalankan semua perintah dan meninggalkan semua larangan syariat agama.
Jika ditanya, "Mengapakah seorang mukmin harus minta hidayat, padahal ia bersalat itu berarti hidayat?"
Jawabnya, "Seorang memerlukan hidayat itu pada setiap saat dan dalam segala hal keadaan kepada Allah supaya tetap terus terpimpin oleh hidayat Tuhan itu, karena itulah Allah menunjukkan jalan kepadanya supaya minta kepada Allah untuk mendapat hidayat taufik dan pimpinan-Nya. Maka seorang yang bahagia hanyalah orang yang selalu mendapat taufik hidayat Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam ayat 136, surat an-Nisa:
"Hal orang beriman percayalah kepada Allah dan Rasulullah" (an-Nisa 136).
Dalam ayat ini orang mukmin disuruh beriman, yang maksudnya supaya terus tetap imannya dan melakukan semua perintah dan menjauhi larangan, jangan berhenti di tengah jalan, yakni istiqamah hingga mati.

(7) Shiraathalladzina an'amta alaihim ghairil magh dhubi alaihim waladh dhaallin
Jalan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Tuhan atas mereka, dan bukan jalan yang dimurkai Tuhan atas mereka dan bukan jalan orang-orang yang sesat.
Inilah maksud jalan yang lurus itu, yaitu yang dahulu sudah ditempuh oleh orang-orang yang mendapat rida dan nikmat dari Allah ialah mereka yang tersebut dalam ayat 69 an-Nisa:
Dan siapa yang taat kepada Allah dan Rasulullah maka mereka akan bersama orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari para Nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin, dan merekalah sebaik-baik kawan. (an-Nisa 69).
Dilanjutkan oleh Allah dengan ayat:
"Dzalikal fadh lu minallahi wakafa billahi aliimaa" (Itulah kurnia Allah dan cukup Allah yang Maha Mengetahui.)
Ibnu Abbas berkata, "Jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Tuhan kepada mereka sehingga dapat menjalankan taat ibadat serta istiqamah seperti Malaikat, Nabi-nabi, Shiddiqin, syuhada dan shalihin.
Bukan jalan orang-orang dimurkai atas mereka, yaitu mereka yang telah mengetahui kebenaran hak tetapi tidak melaksanakannya seperti orang-orang Yahudi, mereka telah mengetahui kitab Allah, tetapi tidak melaksanakannya, juga bukan jalan orang-orang yang sesat karena mereka tidak mengetahui.
Ady bin Hatim r.a. bertanya kepada Nabi saw., "Siapakah yang dimurkai Allah itu?" Jawab Nabi saw., "Alyahud (Yahudi)". "Dan siapakah yang sesat itu?" Jawab Nabi saw. "An-Nashara (Kristen/Nasrani)".
Orang Yahudi disebut dalam ayat "Man la'anabullahu wa ghadhiba alaihi"(Orang yang dikutuk (dilaknat) oleh Allah dan dimurkai, sehingga dijadikan di antara mereka kera dan babi.)
Orang Nashara disebut dalam ayat "Qad dhallu min qablu, wa adhallu katsiera wa dhallu an sawaa issabiil" (Mereka yangtelah sesat sejak dahulu, dan menyesatkan orang banyak, dan tersesat dari jalan yang benar.)
Pasal:
Surat ini hanya tujuh ayat, mengandung pujian dan syukur kepada Allah dengan menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia, lalu menyebut hal Hari Kemudian, pembalasan dan tuntutan, kemudian menganjurkan kepada hamba supaya meminta kepada Allah dan merendah diri pada Allah, serta lepas bebas dari daya kekuatan diri menuju kepada tulus ikhlas dalam melakukan ibadat dan tauhid pada Allah, kemudian menganjurkan kepada hamba sahaya selalu minta hidayat taufik dan pimpinan Allah untuk dapat mengikuti shirat mustaqiim supaya dapat tergolong dari golongan hamba-hamba Allah yang telah mendapat nikmat dari golongan Nabi, Siddiqin, Syuhada dan Shalihin. Juga mengandung anjuran supaya berlaku baik mengerjakan amal saleh jangan sampai tergolong orang yang dimurkai atau tersesat dari jalan Allah.

ARTI SEBUAH KEDAWASAAN Dalam HIDUP RUMAH TANGGA

11/21/2009 12:18:00 AM Posted In Edit This 0 Comments »




Rumah tangga dalam agama Islam diibaratkan sebagai satu tubuh dengan
beberapa anggota tubuh lainnya yang saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya. Tak ubahnya dalam hidup berumah tangga, maka antara
para anggota rumah tangga yang satu dengan yang lainnya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi antara yang satu
dengan yang lainnya serta saling berhubungan sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya masing-masing. Kerukunan, kasih sayang dan saling pengertian
antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu di bina. Setiap anngota
rumah tangga haruslah mengerti tentang hal seperti ini. Dengan demikian
antara sesama mereka akan saling memahami kewajiban dan dan tanggung jawab
yang harus dilaksanakan bersama-sama.
Seorang suami merupakan inti pokok anggota rumah tangga yang paling
bertanggung jawab, dan kemudian disusul oleh istri sebagai pendamping suami.
Oleh sebab itu dua sejoli dalam hidup berumah tangga haruslah memiliki sifat
kedewasaan dan mandiri.
Adapun ukuran kedewasaan yang dapat dilihat dari seseorang, menurut Dr.
Harold Shyrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor yang dapat menunjukkan
kedewasaan adalah sebagai berikut :
1. Fisik
Secara fisik usia, rangka tubuh, tinggi dan lebarnya tubuh seseorang dapat
menunjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang
biasa digunakan sebagai ukuran kedewasaan. Akan tetapi segi fisik saja belum
dapat menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa.
Sebab banyak orang yang sudah cukup usia dan kelihatan dewasa akan tetapi
ternyata dia masih sering memperlihatkan sifat kekanak-kanakannya. Oleh
sebab itu dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi fisiknya
harus pula dengan mengetahui : " Apakah dia dapat menentukan sendiri setiap
persoalan yang dia hadapi, dan apakah ia telah dapat membedakan baik
buruknya serta manfaat dan ruginya sebuah permasalahan hidup. Selain itu
juga adanya kepercayaan pada diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang
lain, tidak cepat naik pitan dan marah, serta tidak menggerutu disaat
menderita dan menerima cobaan dari Tuhan, sehingga nantinya ia dapat dilihat
bagaimana tingkat kedewasaan seseorang tersebut dalam mengatasi semua
persoalan hidup yang dia alami.
2. Kemampuan Mental
Dari segi mental atau rohani kedewasaan seseorang dapat dilihat. Orang yang
telah dewasa dalam cara berfikir dan tindaknnya berbeda dengan orang yang
masih kekanak-kanakan sifatnya. Dapat berfikir secara logis, pandai
mempertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat menilai semua
pengalaman hidup adalah merupakan salah satu ciri-ciri kedewasaan pada diri
seseorang.
Berbagai persoalan hidup ini dapat diatasi bila ada kemampuan mental dalam
dirinya. Dan kemampuan mental ini dapat diusahakan perkembangannya bila
orang (calon suami dan istri) tidak menutup diru dari kemajuan zaman. Selain
itu sering membaca buku-buku atau surat kabar dan majalah adalah cara yang
baik untuk memupuk perkembangan mental dalam diri seseorang.
Sikap kedewasaan yang sempurna itu jika ada keserasian antara perkembangan
fisik dan mentalnya.

3. Pertumbuhan Sosial
Sifat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari pertumbuhan sosialnya.
Peertumbuhan sosial adalah suatu kepahaman tentang bagaimana dia menyayangi
pergaulan, bagaimana dia bisa memahami tentang bagaimana watak dan
kepribadian seseorang dan bagaimana cara dia mampu membuat dirinya agar
disukai oleh orang lain didalam pergaulannya.
Perasaan simpatik kepada orang lain dan bahkan terhadap seseorang atau
hal-hal yang paling tidak ia sukai sekalipun merupakan ciri kedewasaan
secara sosial. Orang yang dapat berbuat seperti itu dia pasti pandai
menguasai keadaan meskipun terhadap orang yang berlaku tidak baik terhadap
dirinya meskipun untuk hal yang paling menyakitkan dalam hatinya sekalipun.
4. Emosi
Emosi sangat erat hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia,
termasuk kehidupan yang menyangkut sendi-sendi dalam kehidupan berumah
tangga. Emosi adalah keadaan batin manusia yang berhubungan erat dengan rasa
senang, sedih, gembira, kasih sayang, benci dan lain sebagainya. Kedewasaan
seseorang itu dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengendalikan emosi
ini. Jika orang pandai mengendalikan emosinya maka berarti semua tindakan
yang dilakukannya bukan hanya mengandalkan dorongan nafsu, melainkan dia
telah menggunakan akalnya juga. Menyalurkan emosi dengan dikendalikan oleh
akal dan pertimbangan sehat akan dapat melahirkan sebuah tindakan yang telah
dewasa, dan yang tetap akan berada didalam peraturan dan norma-norma yang
berlaku didalam agama.
Emosi dapat dikendalikan jika dilatih dari hari ke hari. Emosi ini tidak
dapat diperoleh secara sekonyong-konyong. Kesungguhan dan kesanggupan
seseorang untuk mengendalikan emosi harus sudah dilatih semenjak lama.
Orang yang telah dapat menguasai dan mengendalikan emosinya dengan disertai
oleh kemampuan mental yang cukup dewasa, dia pasti dapat mengendalikan
dirinya menuju kehidupan yang bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka
dalam menghadapi berbagai kenyataan-kenyataan hidup, tabah didalam
menghadapi setiap kesulitan dan persoalan hidup dan dapat merasa puas dan
sanggup menerima segala sesuatunya dengan lapang dada.
5. Pertumbuhan Spiritual dan Moral
Faktor kelima yang dapat dijadikan pedoman bahwa seseorang tersebut telah
dewasa adalah dengan melihat dari pertumbuhan spiritual dan moralnya. Kemana
tangan spiritual dan moral bagi seseorang yang mendorong dia untuk mengasihi
dan melayani orang lain dengan baik. Oleh sebab itu pertumbuhan ini harus
sudah dimulai sejak awal dan diperkembangkan untuk dapat menghayati Rachmad
Allah SWT. Sehingga dengan demikian orang tersebut bisa dikatan sebagai
orang yang pandai mensyukuri nikmad-Nya
Seseorang yang telah berkembang pertumbuhan moral dan spiritualnya akan
lebih pandai dan lebih tenang didalam menghadapi berbagai kesulitan dan
persoalan hidup yang menima pada dirinya, sebab dengan demikian segalanya
akan dipasrahkan kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan disertai ikhtiar
menurut kemampuannya sendiri.

Selain dari semua ciri kedewasaan tersebut diatas ada satu hal yang harus
disanggupi dan merupakan kesungguhan seseorang dalam menghadapi realita
kehidupan itu yang merupakan salah satu ciri kedewasaan yang harus dipupuk,
dikembangkan, dilatih dan dipelihara dari hari kehari.

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

Kisah Nabi Khidir

11/20/2009 12:13:00 AM Posted In Edit This 0 Comments »

Sikap Kepatuhan
Nabi Khidir ditugaskan membimbing Nabi Musa yang hidup dizamannya, sebagaimana kita sekarang wajib menyampaikan dakwah kepada orang lain disekeliling kita. Beliau tidak dikurniakan Mukjizat seperti Nabi Musa sebaliknya diajarkan ilmu secara Laduni. Hal ini turut dimiliki Para Wali Allah dan Alim Ulama yang dianugerahkan Allah Ilmu Makrifat serta Kasyaf. Golongan ini selalu berhati-hati untuk tidak membusungkan dada dengan Ilmu yang mereka miliki. Sifat Warak dan merendah diri pada beliau inilah yang diamalkan oleh para Wali Allah seperti Syekh Abdul Qadir Jailani yang namanya senantiasa disebut-sebut sampai hari ini walaupun telah wafat ribuan tahun yang lampau.
Salah satu kisah Al-Qur’an yang sangat mengagumkan dan dipenuhi dengan misteri, kisah seorang hamba yang Allah SWT memberinya rahmat dari sisi-Nya dan mengajarinya ilmu. Yang mana kisah tersebut terdapat dalam surah al-Kahfi di mana ayat-ayatnya dimulai dengan cerita Nabi Musa, yaitu:
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: ‘Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan-jalan sampai bertahun-tahun.” (QS. al-Kahfi: 60)

Kalimat yang samar menunjukkan bahwa Musa telah bertekad untuk meneruskan perjalanan selama waktu yang cukup lama kecuali jika beliau mampu mencapai majma’ al-Bahrain (pertemuan dua buah lautan). Seandainya tempat itu harus disebutkan niscaya Allah SWT akan rnenyebutkannya. Namun Al-Qur’an al-Karim sengaja menyembunyikan tempat itu, sebagaimana Al-Qur’an tidak menyebutkan kapan itu terjadi. Begitu juga, Al-Qur’an tidak menyebutkan nama-nama orang-orang yang terdapat dalam kisah itu karena adanya hikmah yang tinggi yang kita tidak mengetahuinya. Kisah tersebut berhubungan dengan suatu ilmu yang tidak kita miliki, karena biasanya ilmu yang kita kuasai berkaitan dengan sebab-sebab tertentu. Dan tidak juga ia berkaitan dengan ilmu para nabi karena biasanya ilmu para nabi berdasarkan wahyu. Kita sekarang berhadapan dengan suatu ilmu dari suatu hakikat yang samar; ilmu yang berkaitan dengan takdir yang sangat tinggi; ilmu yang dipenuhi dengan rangkaian tabir yang tebal. Di samping itu, bahkan Al-Qur’an sengaja menyembunyikan pahlawan dari kisah ini.
Allah SWT mengisyaratkan hal tersebut dalam firman-Nya:
“Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”(QS. al-Kahfi: 65)
Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan siapa nama hamba yang dimaksud, yaitu seorang hamba yang dicari oleh Musa AS agar ia dapat belajar darinya. Nabi Musa adalah seorang yang diajak bebicara langsung oleh Allah SWT dan ia salah seorang ulul azmi dari para rasul. Beliau adalah pemilik mukjizat tongkat dan tangan yang bercahaya dan seorang Nabi yang Taurat diturunkan kepadanya tanpa melalui perantara. Namun dalam kisah ini, beliau menjadi seorang pencari ilmu yang sederhana yang harus belajar kepada gurunya dan menahan penderitaan di tengah-tengah belajarnya itu yang didalam hadis yang suci disebutkan bahwa ia adalah Khidir as. Musa berjalan bersama hamba yang menerima ilmunya dari Allah SWT tanpa sebab-sebab penerimaan ilmu yang biasa kita ketahui. Mula-mula Khidir menolak ditemani oleh Musa. Khidir memberitahu Musa bahwa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Akhirnya, Khidir mau ditemani oleh Musa tapi dengan syarat, hendaklah ia tidak bertanya tentang apa yang dilakukan Khidir sehingga Khidir menceritakan kepadanya. Khidir merupakan simbol ketenangan dan diam; ia tidak berbicara dan gerak-geriknya menimbulkan kegelisahan dan kebingungan dalam diri Musa. Sebagian tindakan yang dilakukan oleh Khidir jelas-jelas dianggap sebagai kejahatan di mata Musa; sebagian tindakan Khidir yang lain dianggap Musa sebagai hal yang tidak memiliki arti apa pun; dan tindakan yang lain justru membuat Musa bingung dan membuatnya menentang. Meskipun Musa memiliki ilmu yang tinggi dan kedudukan yang luar biasa namun beliau mendapati dirinya dalam keadaan kebingungan melihat perilaku hamba yang mendapatkan karunia ilmunya dari sisi Allah SWT.
Ilmu Musa yang berlandaskan syariat menjadi bingung ketika menghadapi ilmu hamba ini yang berlandaskan hakikat. Syariat merupakan bagian dari hakikat. Terkadang hakikat menjadi hal yang sangat samar sehingga para nabi pun sulit memahaminya. Kisah ini menunjukam bahwa adanya hamba-hamba Allah SWT yang bukan termasuk nabi dan syuhada namun para nabi dan para syuhada “cemburu” dengan ilmu mereka. Kisah ini di awali pada saat Nabi Musa as berbicara di tengah-tengah Bani Israil. Ia mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT dan menceritakan kepada mereka tentang kebenaran. Setelah beliau menyampaikan pembicaraannya, salah seorang Bani Israil bertanya: “Apakah ada di muka bumi seseorang yang lebih alim darimu wahai Nabi Allah?” Dengan nada emosi, Musa menjawab: “Tidak ada.” Allah SWT tidak setuju dengan jawaban Musa. Lalu Allah SWT mengutus Jibril untuk bertanya kepadanya: “Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui di mana Allah SWT meletakkan ilmu-Nya?” Musa mengetahui bahwa ia terburu-buru mengambil suatu keputusan. Jibril kembali berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai seorang hamba yang berada di majma’ al-Bahrain yang ia lebih alim daripada kamu.” Musa bertanya bagaimana ia dapat menemui orang alim itu. Kemudian ia mendapatkan perintah untuk pergi dan membawa ikan di keranjang. Ketika ikan itu hidup dan melompat ke lautan maka di tempat itulah Musa akan menemui hamba yang alim. Akhirnya, Musa sampai di tempat di mana ikan itu melompat. Di sanalah mereka mendapatkan seorang lelaki yang dijelaskan oleh Al-Qur’an:
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba -hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahrnat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. “
Inilah aspek yang penting dalam kisah itu. Kisah itu terfokus pada sesuatu yang ada di dalam jiwa, bukan tertuju pada hal-hal yang bersifat fisik atau lahiriah. Allah SWT berfirman:
“Maka tatkala mereka berjalan sampai ke pertemuan dua buah laut itu, maka mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: ‘Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan hita ini.’ Muridnya menjawab: ‘Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.’ Musa berkata: ‘Itulah (tempat) yang kita cari; lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. “(QS. al-Kahfi: 61-65)
Firman Allah SWT dalam surah al-Kahfi:
“Musa berkata kepadanya: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?’ Dia menjawab: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?’ Musa berkata: ‘Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.’ Dia berkata: ‘Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.’” (QS. al-Kahfi: 66-70)
Allah SWT berfirman:
“Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melobanginya. Musa berkata: ‘Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya hamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.’ Dia (Khidir) berkata: ‘Bukankah aku telah berkata: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.’ Musa berkata: ‘Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.’ Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidir membunuhnya. Musa berkata: ‘Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar.’ Khidir berkata: ‘Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku?’ Musa berkata: ‘Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah engkau memperbolehkan aku menyertairnu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.’ Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata: ‘Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.’ Khidir berkata: ‘Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir bahwa dia ahan mendorong orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereha mengganti bagi mereka dengan anak yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam dari hasih sayangnya (kepada ibu dan bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya seseorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakuhannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.’” (QS. al-Kahfi: 71-82)
Hamba saleh itu menyingkapkan dua hal pada Musa: ia memberitahunya bahwa ilmunya, yakni ilmu Musa sangat terbatas, kemudian ia memberitahunya bahwa banyak dari musibah yang terjadi di bumi justru di balik itu terdapat rahmat yang besar.
Demikianlah bahwa nikmat terkadang membawa sesuatu bencana dan sebaliknya, suatu bencana terkadang membawa nikmat. Banyak hal yang lahirnya baik temyata justru di balik itu terdapat keburukan. Mula-mula Nabi Allah SWT Musa menentang dan mempersoalkan tindakan hamba Allah SWT tersebut, kemudian ia menjadi mengerti ketika hamba Allah SWT itu menyingkapkan kepadanya maksud dari tindakannya dan rahmat Allah SWT yang besar yang tersembunyi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.
(dari berbagai sumber)
Kesimpulan :
1. Suatu ilmu yang dijalankan oleh para ahli Sufi tidak semuanya harus dipertanyakan karena sudah mengandung hakikat bukan lagi syari’at.
2. Kepatuhan dan kesabaran adalah kunci dari Ilmu hakikat, karena dari kepatuhan dan kesabaran itulah ke-Ikhlasan akan muncul tanpa disadari.