Renungan Menyambut Tahun Baru Islam 1436 H

10/25/2014 12:38:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »

“Hapuslah Air Matamu… Allah Bersamamu” 


suram sesuram gerimis dihati
mengapa kau menangis wahai diri
merasakan dunia taka lagi  berarti
adakah kau meragui kasihnya ilahi mengapa tidak yakin adanya Allah bersamamu
kau mencari-cari
meraba-raba dalam gelap hatimu
bingung nanar dalam ramai
tak mengerti mengapa ini yang harus kau hadapi
kau menanti, bilakah akan kau peroleh apa yang kau harapkan
merasakan bahwa Allah tak lagi indah memandangmu
Atau kamu merasakan Bahwa Allah tak sudi memandangmu
jangan begitu wahai diri dengarkan apa kata Tuhanmu
“Hai anak Adam! sesungguhnya engkau,
selama engkau berdoa dan berharap kepadaKu,
niscaya Aku ampuni bagi engkau di
atas dosa-dosa yang ada pada engkau,
dan Aku tidak peduli wahai anak adam!
meskipun dosa-dosamu mencapai awan dilangit,
kemudian kamu mohon ampun kepadaKu
maka Aku akan mengampunimu
wahai anak adam seandainya kamu datang kepadaKu
dengan membawa dosa hampir memenuhi bumi
kemudian kamu datang kepadaku
dengan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun,
niscaya Aku akan datang kepadamu
dengan memberi ampunan sepenuh bumi pula” (HR At-Tirmidzi)
wahai diri,  engkau jiwa yang baik jiwa yang rindu
hanya saja engkau keliru
mengapa masih terus menzalimi dirirmu
sedangkan dirimu tak berhak disakiti
jasad dan rohmu anugerah terindah dari illahi
maka mengapa engkau tega melukai
engkau jiwa besar yang dikasihi Allah
engkau jiwa hebat berpotensi menyengat
engkau jiwa kebal yang mampu melalui berbagai ujian
engkau sebenarnya bercita-cita tinggi lalu mengapa engkau memilih untuk terus disakiti
jangan begitu wahai diri
sungguh engkau senantiasa mempunyai satu lagi pilihan
yaitu kembali kepada luasnya kehidupan Bertuhan
kembali berteduh dibawah kasih ilahi
kembali kepada dia
tak usah takut wahai diri
bukankah mereka bersamamu
menyokongmu memimpinmu ketika kau bertatih dijalan ini
yang pasti engkau tidak sendiri karena masih ada yang menyayangimu
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Anfaal (8)ayat 63)
oleh karena itu yakinlah dan teguhkan derapan langkahmu di jalan ini yakin allah bersamamu disetiap langkahmu
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali-Imran(3) ayat 139)

Nasehat Buat Anak

10/25/2014 12:31:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »
Sering kali Rasulullah SAW mengingatkan agar kita berbakti kepada orang tua kita. Memulyakan dan mengabdi kepada mereka. Sehingga jika ada anak yang durhaka kepada orang tuanya maka ia adalah orang yang bakal sengsara didunia dan di akhirat. Dan termasuk dosa yang akan di dahulukan hukumannya di dunia sebelum di akhirat adalah dosa durhaka kepada orang tua.

Untuk memupuk benih bakti seorang anak kepada orang tuanya adalah dengan sering-sering kita menghadirkan besarnya makna perjuangan orang tua terhadap anak-anaknya disaat sang anak masih kecil.
Sungguh suatu pengabdian yang tiada tandingya orang tua rela sakit demi anak, tidak nyenyak tidur demi anak dan begitu seterusnya. Perjuangan demi perjuangan beliau jalani, pengabdian demi pengabdian beliau lalui semuanya adalah demi anak.

Akan tetapi kadang seorang anak terbawa dalam kelalaian akan semua yang telah diperjuangkan oleh orang tua. Sehingga ada seorang anak membentak orang tuanya atau bahkan dengan mudah memukul orang tuanya atau menyakiti hati orang tuanya dengan lidah dan tingkah lakunya. Yang ingin melihat manusia celaka di dunia dan di akhirat cukuplah melihat seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya.

Durhaka kepada orang tua kadang teramat halus sehingga tidak dirasakan oleh seorang anak akan tetapi ternyata seorang anak sudah berada pada hakekat kedurhakaan.

Seorang anak yang menghindar dari beban biaya rumah sakit untuk orang tuanya yang di tanggung oleh saudara-saudaranya. Disaat pembayaran biaya rumah sakit pura-pura tidak tahu atau menjauh untuk sementara dari keluaraganya dengan berbagai alasan. Namun sebenarnya hanya ingin menghindar dari beban biaya pengobatan orang tuanya. Sungguh Allah Maha Tahu apa yang ada di hati sang anak durhaka ini. Sadarilah bahwa jika kita sakit seorang tua akan mengorbankan semua yang dimilikinya demi kesehatan kita.

Adalagi seorang yang durhaka dengan memanfaatkan kebaikan orang tua. Orang tuanya memang mencintainya dan berjuang untuknya. Menyekolahkannya hingga sang anak bisa berhasil dan mendapatkan pekerjaan yang nyaman, bersih dengan gaji tinggi. Sementara orang tuanya tetap tidak berubah sebagai seorang petani yang kulitnya disamping semakin hitam terbakar matahari juga semakin berkeriput dimakan usia. Akan tetapi keberhasilan sang anak tidak merubah keadaan orang tuanya. Bahkan mungkin seorang anak dengan tanpa hati nurani telah menjadikan sang ibu babu di rumahnya yang mencuci bajunya dan menyiapkan makan sang anak. Sungguh ini adalah anak durhaka yang susah bertaubat sebab ia tidak sadar jika yang demikian itu adalah durhaka.

Adalagi durhaka yang tidak dirasakan oleh seorang anak. Yaitu dikala orang tua yang sudah keriput itu tidak lagi dianggap nyaman keberadaanya di meja makan bersama. Maka seorang tua pun di buatkan meja kecil di ruang yang agak terpisah agar tidak menggangu. Dan hanya orang durhaka-lah yang menganggap orang tuanya mengganggu.
Cukuplah orang tua kita capek di saat kita masih kecil giliran kita sudah dewasa dan orang tua kita semakin lemah mari kita mulyakan dan kita layani orang tua kita. Mengabdi berangkat dari hati yang tulus karena Allah SWT bukan hanya takut dihujat oleh masyarakatnya. Sebab ada orang mengabdi dan berlemah lembut kepada orang tuanya di depan teman dan tetangganya akan tetapi di saat tidak ada yang melihatnya maka pengabdian dan lemah lembut itupun hilang.

Wallahu a'lam bishshowa