Mengenali Kesalahan dan Kelemahan Diri
2/23/2011 08:12:00 PM Posted In Alkisah dan Motivasi Edit This 0 Comments »فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
……maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci Dialah yg paling mengetahui tentang orang yg bertakwa. 2 (An-Najm:32).
Mengetahui & menyadari kesalahan adalah awal kebaikan. Sementara merasa benar terus adalah awal dari kehancuran. Kesalahan memang merupakan tabiat manusia namun tidaklah bijaksana bila kita terus menerus melanggengkan kesalahan apalagi mewariskannya kepada binaan-binaan / anak-anak kita.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yg seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yg lemah yg mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah & hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yg benar .2 (An-Nisa:9)
Ayat diatas mengingatkan kita adanya keterkaitan yg erat antara kuat / lemahnya generasi penerus dg ketakwaan & kebenaran ucapan orang tua / pembina. Oleh karena itu sepantasnyalah kita selalu mawas diri jangan sampai kita mewariskan keburukan kepada penerus-penerus kita.
Hendaklah kita menjadi pribadi yg malu bila berbuat salah. Malu kepada Allah & malu kepada orang-orang beriman. Tidak cukup sekadar mengetahui bahwa diri kita salah tetapi kita begitu manja meminta permakluman dari Allah yg Maha Pengampun & Maha Penerima Taubat. Yang harus kita lakukan bukan hanya menjauhi kesalahan-kesalahan yg besar & fatal tetapi juga berusaha menghindarkan diri dari kekeliruan-kekeliruan kecil. Sebab apapun bentuknya bila kita sadar melakukan kesalahan tetap saja itu merupakan dosa.
Siapa pun kita pasti pernah terjatuh pd kesalahan. Tugas kita adalahmemohon ampun & bertaubat kepada Allah. Untuk kesalahan pd sesama manusia tentu saja kita harus meminta maaf lebih dulu kepada mereka. Jangan gengsi utk mengakui kesalahan. Jangan sampai kita berbohong utk membela kesalahan kita. Apalagi kita berargumen utk membela kesalahan tersebut & meminta orang lain menganggap bahwa kesalahan kita adalah kebenaran naudzubillahi min dzalik.
Allah paling mengetahui tentang diri kita & melebihi pengetahuan kita. Maka janganlah kita merasa diri kita bersih & merasa diri paling benar. Kalaupun kita benar & orang lain salah kita tdk boleh melecehkan kesalahannya. Kalau kita tdk ingin aib kita dibuka orang lain maka jangan buka aib orang lain. Meluruskan diri sendiri & orang lain tdk perlu dgcara membuka aib. Cukuplah kita meminta ampun kepada Allah & melakukan langkah-langkah perbaikan yg lebih menjaga kehormatan diri & orang lain. Terkadang ada orang yg karena kesalahannya terlanjur dibeberkan menjadi malu & bersikap antipati bukan hanya kepada yg membeberkan tetapi juga kepada wadah di mana si pembeber aib bernaung.
Janganlah karena engkau orang jadi benci terhadap Islam 2 (Al Hadits).
Kebenaran harus diperjuangkan dg cara yg benar pula 2
الغاية لا تبرر الوسيلة 2
(tujuan tdk boleh menghalalkan segala cara).2
Jadi masalahnya bukan tdk boleh mengungkap kesalahan orang lain tapibagaimana caranya agar pengungkapan itu tdk membawa dampak negative bagi yg bersangkutan: menghalanginya dari jalan Allah. Teruslah memperjuangkan kebenaran. Jantanlah mengakui kesalahan & bijaksanalah dalam meluruskan kesalahan orang lain. Keberhasilan berawal dari kesadaran akan kesalahan sehingga setiap pribadi senantiasa terus memperbaiki diri menuju kepada kesempurnaan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yg beriman masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan & janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yg nyata bagimu .2 (Al-Baqarah:208)
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ. وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu & kepada surga yg luasnya seluas langit & bumi yg disediakan utk orang-orang yg bertakwa (yaitu) orang-orang yg menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit & orang-orang yg menahan amarahnya & mema afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yg apabila mengerjakan perbuatan keji / Menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka & siapa lagi yg dapat mengampuni dosa selain dari pd Allah? & mereka tdk meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui .2 (Ali Imran:133-135)
Ikhwan & akhwat fillah…
Dalam sirah mencatat akan pengakuan seorang wanita Al Ghamidiyah yg telah terjatuh kepada perzinahan. Bukan hanya sekadar mengaku tetapi wanita tersebut ingin bertaubat & minta dirajam. Saat itu Rasulullah menyuruh wanita tersebut melahirkan & menyusui dulu anak dari hasil perzinahan tersebut. Setelah si anak sudah disapih barulah dilaksanakan hukum rajam. Dalam peristiwa itu terucap dari lisan Rasul bahwa wanita tersebut dijamin masuk surga.
Hikmah yg bisa kita petik dari kisah di atas adalah betapa dg pemahaman yg seadanya saja seseorang berani mengakui kesalahannya. Maka sepantasnyalah mereka yg memiliki pemahaman yg dalam lebih bersikap kesatria mengakui kesalahannya. Tidak cukup sekadar mengakui kesalahan tetapi harus dilanjutkan dg taubat kembali kepada kebenaran. Bila mengakui kesalahan tetapi tetap berkubang di kemaksiatan bagaikankuda nil yg berkubang di lumpur kotor & bau.
Bertaubat berarti mau membersihkan diri bersedia dihukum & siap melakukan hal-hal yg dapat menghapus kesalahannya. Rajam adalahsalah satu bentuk hukuman sekaligus penyucian. Dan tentu saja harapan utama yg ingin dicapai adalah keridhaan Allah & surganya. Bagi yg berwenang utk melaksanakan hukuman tentu harus bijaksana sebagaimana Rasul. Jangan jijik & sinis mengetahui kesalahan orang lain. Hantarkan kesalahan orang menuju kepada taubatnya. Mengantarkan si salah utk meraih surga. Bukan membuat dia putus asa mengurung diri atau naudzubillahi min dzalik bunuh diri.
Kalau kita ingin orang lain memaklumi kesalahan kita & memberi kesempatan kita utk berbenah diri maka kita juga harus mau memaklumi kesalahan orang lain & memberinya kesempatan bertaubat.
Berkenaan dg sosialisasi penjatuhan sanksi seyogyanya ikhwan & akhwat fillah memandangnya sebagai sarana bersuci. Inilah kesempatan utk lebih menyelami arti haasibuu anfusakum qabla antuhaasabuu2.
Kita bahkan harus merasa dibantu oleh saudara-saudara kita lewatprogram tersebut. Tentunya program ini berlaku bagi semua. Tidak ada yg kebal hukum. Fatimah pun kalau mencuri pasti dipotong tangannya oleh Rasul. Maka di manapun posisi kita dalam kehidupan bermasyarakat kita harus berani mengakui kesalahan & tentu saja juga siap dikenakan sanksi. Namun jangan kaget bila ada orang yg kita hormati / kita kagumi suatu ketika juga terkena sanksi. Itu manusiawi. Bahkan itu menunjukkan kematangan tokoh kita tersebut (mau mengakui kesalahannya). Semua benda yg tdk steril (bukan nabi) pasti berdebu pasti punya salah & dosa. Maka jangan kita biarkan debu itu melekat mari sama-sama bersihkan dg semangat bersuci diri.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Sungguh beruntunglah orang yg menyucikan jiwanya & merugilah orang yg mengotorinya 2(As-Syams: 9-10)
Betapa kita menyadari seringkali kita gagal utk terus bertahan dalam kebaikan. Mungkin itu disebabkan karena kita terlalu menganggap remeh kesalahan / terlalu memanjakan diri dg sifat Allah yg Maha Pengampun. Dengan penjatuhan sanksi kita terbiasa utk lebih waspada terhadap kesalahan. Hukuman manusia masih begitu ringan. Terkadang masih terbalut dg rasa kasihan & permakluman. Semoga dg terbiasa menjaga diri agar terhindar dari penjatuhan sanksi insya Allah akan mengantarkan kita utk terbiasa menghindari dosa agar selamat dari azab Allah nanti di yaumil akhir.
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Maka barang siapa yg dijauhkan dari siksa neraka & dimasukkan ke dalam surga sungguh sangat beruntunglah ia 2 (Ali Imran:185).
0 komentar:
Posting Komentar