Di Guncang Kata
5/27/2010 09:06:00 PM Posted In Puisi Sebagai Ungkapan Hati Edit This 0 Comments »Gelisah ..
aku benci rasa gelisah ini , karena ini memakan semua energi aku. mengambil seluruh rongga kebebasan sampai bagian yang paling terkecil . Seluruh pori mengutuk dan membuat nadi-nadi kecil ditubuhku menjerit menolak rasa gelisah yang makin menggerogoti setiap sendi, setiap inci kulit dan membuat jantungku berdetak lebih keras, dan akhirnya otakku menolak untuk berpikir. Bles … blank … hitam … yang terlihat hanya lobang hitam besar didepan mataku tanpa cahaya setitikpun juga.
Kehidupan …
Aku cinta kehidupan ini, seperti aku mencintai diriku, tapi sekarang kehidupan ini tengah berada di dua gelombang yang sepertinya siap memecah ditengah dan tidak menyisakan apa-apa kecuali mungkin rasa sesal. Tak akan ada jejak kecuali riak yang akan hilang dalam sekejap. Lalu gelombang kedua dan ketiga, keempat, kelima, akan muncul lagi, pecah di tengah dan riaknya hilang lagi dalam sekejap. Tapi yang pasti tetap ada dicinta di setiap gelombang kehidupan itu.
Kebencian …
Kebencian dan dendam yang selama ini tersimpan dan terkunci rapat di ruang hatiku yang paling dalam, tak ingin kubuka tak ingin ku sentuh, meski aku tahu dimana kusimpan kunci ruangan itu. didalam ruangan itu masuk semua kebohongan-kebohongan yang pernah ada. kebencian berlipat dan bergulung tak ada tepi terus menggunung. Dendam yang setiap saat harus ku redam dengan alasan-alasan yang harus bisa diterima dengan otakku dan perasaanku. Tapi kata hati tak akan pernah bisa dusta, benci dan dendam itu tetap ada. Semakin banyak tak berkurang karena dia menyelinap dari setiap rongga pintu ruang yang menganga. Aku bersumpah tak akan pernah kubuka ruangan itu , tak akan .. biar dia jadi bagian dari setiap ruang yang kupunya di hati. Aku akan jera dan mati jika semua yang ada didalam sana berhembus keluar karena tak akan ada pernah maaf…
Mutiara ..
Dua mutiara yang kupunya ku pakai sebagai penyejuk jiwa. Meski aku tak tahu apa aku bisa membuat diriku sebaliknya untuk dua mutiaraku. Mutiaraku yang suci, maafkan aku yang hanya bisa membuat separuh dari satu yang dibutuhkan. Tak ada kata indah yang dapat kuberikan, hanya cinta dan kasih sayang yang tak akan pernah habis. Mutiara jiwaku tetaplah disini, disini sebagai tameng cintaku, jangan pernah merasa bahwa dunia tak lagi adil buat kita, karena kelemahan itu yang hanya akan buat kita kehilangan segalanya. Mutiara cintaku maaf kalau cinta ini tak sempurna, tapi ku korbankan semua buat bahagiamu.
Percintaan ..
Aku mendongeng terlalu lama tentang cinta ini, sampai pangeran itu pergi dongeng itu tetap setia dikepalaku. Cerita dongeng ini harus berakhir , harus , meski susah untuk mengusir rasa itu. Jangan lagi ada cerita itu, ini bukan cinta, tak ada lagi cinta , sudah tercabut meski belum sampai akar . Cinta apa namanya buat ketakutan , kegelisahan, kekecewaan, kebencian, kemarahan. Sudah lepas saja cerita cinta ini. Aku tak tahan menanggung bebannya. Terlalu berat … tapi kepada apa atau siapa beban ini aku serahkan, atau kebuang saja ketempat sampah. Biar dibawa pergi jauh dan tak kembali lagi.
Asa …
Selalu ada asa disetiap waktu dan detik yang aku punya, asa itu yang buat dinding-dinding dihatiku mengeras bagai baja, walau dulu reot hampir rubuh. Tapi asa yang kupunya tipis dan rapuh, gampang patah, aku harus punya senjata canggih yang bisa membuat asaku menjadi keras dan menggumpal penuh sehingga menjadi kumpulan asa yang buat aku bisa berdiri . Aku butuh cinta untuk jadi pupuk , aku butuh cinta tumbuh berkembang. Yah cinta, cinta untuk jadi matahariku disiang hari jadi bulanku di malam hari. Bukan cinta dongeng seperti yang kupunya. Tapi cinta sungguhan yang akan kubawa dalam jiwa ku paling dalam.
0 komentar:
Posting Komentar