Penulis: Abu Ukkasyah Darsan Andi
Di antara keutamaan dan kesempurnaan syariat islam ialah memuat
segala sesuatu. Termasuk di antaranya adalah penjelasan hukum berkaitan dengan
menanti si buah hati serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Dengan demikian
para orang tua dapat melaksanakan kewajiban terhadap buah hatinya secara jelas.
Alangkah indahnya masyarakat yang mampu melaksanakan syariat Alloh di muka bumi
ini dimulai dari keluarganya. Tentu saja untuk merealisasikan hal tersebut kita
wajib mengikuti tuntunan yang Alloh gariskan melalui Nabi-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam.
1. Mensyukuri Nikmat Alloh Atas Kehadiran Buah Hati.
Kedua orang tua ketika dianugerahi anak oleh Alloh, hendaklah
bersyukur kepada Alloh atas nikmat tak terkira dari-Nya tersebut. Keadaan
keluarga yang tidak Alloh karuniai dengan anak tentulah akan terasa kurang
sempurna dan sepi. Dalam Al Quran Alloh mengisahkan tentang sepasang suami
istri yang berdoa kepada Robbnya tatkala sang istri sedang mengandung.
Alloh berfirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا
حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّآ أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللهَ
رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
فَلَمَّآ ءَاتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلاَ لَهُ شُرَكَآءَ فِيمَآءَاتَاهُمَا فَتَعَالَى
اللهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah yang menciptakan kalian dari satu manusia dan menjadikan
darinya istrinya, agar dia merasa tentram dengannya. Maka setelah dia
mengumpulinya, istrinya mengandung kandungan ringan, terus merasa ringan
beberapa waktu. Tatkala dia merasa berat, maka keduanya berdoa kepada Robbnya,
seraya berkata: ‘Sesungguhnya jika engkau memberi kami anak yang sempurna,
tentulah kami termasuk orang yang bersyukur.’ Tatkala Alloh memberi anak yang
sempurna kepada keduanya, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Alloh terhadap
anak yang telah dianugerahkan kepada keduanya. Maha suci Alloh terhadap apa
yang mereka persekutukan.” (QS. Al A’raaf: 189-190)
Ayat tersebut menunjukkan hendaklah orang tua bersyukur kepada
Alloh sebagaimana keduanya berdoa kepadaNya takkala bayi tersebut masih dalam
kandungan.
2. Memberi Nama Yang Baik.
Orang tua hendaknya memberi nama yang baik untuk buah hatinya.
Rosululloh mengajari nama yang paling disukai oleh Alloh. Dalam sebuah hadits
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya
nama yang paling disukai Alloh adalah Abdullah dan Abdurrohman.” (HR. Muslim,
Abu Dawud). Sering kali terjadi kesalahan pada sebagian orang tua, setelah anak
diberi nama yang baik malah dipanggil dengan nama panggilan yang jelek.
Contohnya Abdullah dipanggil dul, atau orang tua memberi nama yang diharamkan
bahkan termasuk kesyirikan kepada Alloh seperti Abdul Ka’bah, Abdul Rasul dan
sejenisnya. Kebiasaan yang seperti ini harus ditinggalkan karena akan
memberikan dampak yang tidak baik bagi orang tua maupun anaknya.
3. Aqiqah (Menyembelih Kambing).
Termasuk yang disyariatkan oleh Alloh ketika menyambut buah hati
adalah bersyukur kepada Alloh dengan Aqiqah. Aqiqah adalah menyembelih kambing
pada hari ke tujuh dihitung mulai dari hari kelahiran. Untuk anak laki-laki dua
ekor kambing sedangkan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Sebagaimana
sabda Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Bayi laki-laki
hendaklah diaqiqahi dua ekor kambing sedangkan bayi permpuan satu ekor
kambing.” (Shohih. HR. Ahmad dan Tirmidzi). Dalam hadis lain, Samurah bin
Jundub menuturkan bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap
bayi tergadai dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh kambing aqiqah disembelih,
rambut kepalanya dicukur serta diberi nama.” (Hasan Shohih. HR. Abu Daud,
Tirmidzi, dan Ahmad)
4. Mencukur Habis (baca: Menggundul) Rambut Bayi dan Bersedekah.
Disyariatkan pula pada hari ke tujuh dilakukan ibadah-ibadah yang
lain seperti:
Mencukur habis rambut kepala dengan tidak melakukan qoza, yaitu
mencukur sebagian dan membiarkan sebagian yang lain. Ibnu Umar menceritakan
bahwa Rosululloh melarang qoza. (HR. Bukhari). Perlu ada kehati-hatian saat
mencukur rambut, karena kulit kepala bayi masih lunak.
Bersedekah untuk orang miskin dengan senilai perak yang seberat
rambut bayi. “Cukurlah rambut kepalanya (Al-Hasan) kemudian bersedekahlah
dengan perak untuk orang-orang miskin seberat rambut tadi.” (Hasan. HR. Ahmad).
Perintah untuk mencukur habis rambut bayi ini berlaku untuk anak laki-laki dan
perempuan. Namun yang dirojihkan Syaikh Al Utsaimin, cukur habis ini hanya
berlaku untuk bayi laki-laki (Lihat Syarh Mumti’ 7/540)
Demikian sedikit penjelasan tentang kewajiban orang tua ketika
menanti buah hatinya. Pengorban yang diberikan oleh kedua orang berupa rasa
syukur dengan aqiqah dan bersedekah dengan senilai perak yang seberat rambut
sebenarnya tidak sebanding dengan karunia Alloh yang diberikan kepada keduanya.
Akan tetapi Alloh ingin menguji siapakah yang bersyukur kepada-Nya dan siapakah
yang tidak. Wallohu a’lam bishshowab.
0 komentar:
Posting Komentar