الحديث الثامن والثلاثون HADITS KETIGAPULUH DELAPAN

8/19/2011 09:28:00 AM Posted In Edit This 0 Comments »
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ
[رواه البخاري]
Kosa kata:
عادى : Memusuhi
آذنـ(تـ)(ـه) : (Aku) izinkan,
تقرب : Mendekatkan diri, beribadah umumkan (kepadanya)
النوافل jamak dari نافلة (perkara-perkara sunnah)
افترضـ(تـ)(ـه) : (Aku) wajibkan (padanya)
استعاذ(ني) : Minta perlindungan (kepada-Ku)
يبطش : Memukul, menampar.
أعيذنـ(ـه) :(Aku) lindungi (dia)

Terjemah hadits:
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusushi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“ (Riwayat Bukhari).

Pelajaran yang dapat diambil dari hadits:
1.Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2.Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala.
3.Siapa yang kontinyu melaksanakan amalan sunnah dan menghindar dari perbuatan maksiat maka dia akan meraih kecintaan Allah ta’ala .
4.Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka Dia akan mengabulkan doanya.

0 komentar: