TAWASSUL DENGAN SURAT AL FATIKHAH

12/24/2011 03:10:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »

BISMILLAAHIR ROKHMAANIR ROKHIIM

Dalam buku kamus Al Munjid : Wasala, Yasilu, Wasiilatan,Wa Wassala, Wa Tawassala Ilallohi Ta’ala bi ‘amalin au Wasiilatin, Artinya : Mengerjakan amal yang bisa mendekatkan kepada ALLOH.

ALLOH berfirman dalam Al Maidah Ayat 35 Yang Artinya : Hai orang-orang beriman bertaqwalah kamu sekalian kepada ALLOH dan hendaklah kamu berwasilah / mencari jalan atau berusaha sesuatu amal yang bisa menyampaikan kamu / mendekatkan diri kepada ALLOH dan bersungguh-sungguhlah di dalam jalannya agar kamu sekalian menjadi orang yang beruntung.

Amal untuk mendekatkan diri itu berupa Tho’at dan ibadah apa saja , Dalam hal ini ada tiga macam yaitu berupa bacaan surat Al Fatikhah,berdo’a dan menghubungkan diri ( tawassul ) dengan para Anbiya’ ,Auliaya’ dan Sholikhin:

Membaca Surat Al Fatikhah dihadiahkan di hadapan Rosuululloh Saw, Para Anbiya’ , Auliya’ dan Sholikhiin yang telah wafat atau yang masih hidup. Amal baik itu jika sudah menetapi syarat akan di terima dan diberi pahala dari ALLOH Swt , Pahala membaca Fatikhah tersebut dihadiahkan . Orang yang menghadiahkan dan yang dihadiahi itu masing-masing sama-masing mendapat pahala.
Berdo’a kepada ALLOH meminta bagi badannya sendiri dan orang-orang lain, Dalam keterngan dimuka telah jelas bahwa surat Al Fatikhah itu memang Surat Do’a dan Surat su-al / meminta yaitu untuk meminta kepada ALLOH ,Lalu orang yang meminta hendaknya berniat hanya semata menjalankan perintahnya ALLOH ( semata menghambakan diri ) bukanlah sekedar menuruti nafsunya,kalau butuh sesuatu baru meminta,Akan tetapi berdo’a itu semata-mata supaya setiap hamba selalu merasa dan memperlihatkan Faqirnya / sangat butuhnya di hadapan ALLOH, bahwa dirinya tidak punya apa-apa yang berarti senantiasa membutuhkan apa saja kepada Tuhannya, Dan sekaligus memperlihatkan lemah dan hinanya sebagai hamba tak berdaya apa-apa dan tak bisa apa-apa jika tidak selalu di beri pertolongan ari ALLOH Swt.
Menyambung dengan para Anbiya’ , Auliya’ dan Sholikhin, Di dalam kita mendekatkan diri menuju ALLOH itu melalui orang-orang agung yang telah betul-betul sudah bisa dekat dengan ALLOH dan menjadi keksihNYA. Kita sangat perlu selau mengkaitkan diri berhubungan dan makhabbah / bercina kasih dengan para guru dan keatas sampai para Tabi’in dan Sahabat ( Khususnya dengan beliau Nabi Saw dan ummnya para Anbiya’ wal Mursaliin.
Dawuhnya panutan kita Imam Sya’roni dan Imam Ibnu A’robi dalam kitab Al Yawaaqit : Disunnatkan berbakti dengan para Anbiya’ semua dan mendo’akan tambahnya derajat para beliau agar kita mendapat Ridho ALLOH Swt.Begitu jugaPenting bagi setiap Muslim / Mukmin wajib berbakti kepada kedua orangtuanya, Seperti sabda beliau Rosululloh Saw : Bahwa Ridhonya ALLOH itu tergantung Ridhonya kedua orangtua dan murka ALLOH tergantung murkanya kedua orangtua.

Berkata Imam Ibnu A’robi : Aku pernah menjalankan Umroh untuk eyangku Nabi ADAM As dan memerintahkan semua santriku begitu,Kemudian dalam malam itu aku semua betul-betul menemukan sesuatu yaitu melihat pintu langit semua terbuka dan situ ada bapak kita Nabi Adam As beserta Malaikat yang tak terhitung banyaknya sam naik turun menemui aku semua,sama membagikan ( memberi salam ) kepada kami semua sampai aku pusing dan bingung karena sangat banyaknya,karena aku merasa belum pernah bertemu dengan beliau bapak kita Nabi Adam As di malam ini,Karena sifat Rahimnya Nabi Adam telah putus tak bisa disambung lagi menurut kebanyakan orang, ALLOH betul-betul telah memberi ilham kepadaku agar supaya mengenal beliau lalu aku mengnalinya dan ternyata aku bisa mengenalinya lantaran aku sendiri karena aku dimengertikan oleh ALLOH Swt,sebelumku belum ada yang mengenal,Dan memang ALLOH telah berulangkali berfirman dalam Al Qur’an dengan perkataan Yaa Bani Aadama Yaa Bani Aadama itu tidak ada lain kecuali mengingatkan kita supaya menghubungkan diri dengan beliau bapak kita Nabi Adam As.

Para Auliya’-illah di dalam quburnya adalah hidup dan berbuat seperti kita hidup di dunia ini,bahkan beliau lebih mulus perbuatannya karena sudah dengan rokhaniyahnya saja ,Maka tawajjuhnya / menghadapnya kepada ALLOH malah lebih memusat dari pada sebelum wafatnya.

Dalam kita Syawahidul Khaq Lisy Syaikh Yusuf An Nabhani hal.149 dikatakan oleh wali Qutub agung Syaikh Khabib ‘Abdulloh bin ‘Alwi Al Khaddad Ra. tentang ziarah maqom para sholikhin sbb : Para sholikhin ( orang yang sholikh ) itu setelah wafat hanya hilang / tidak kelihatan jasadnya saja ,Khaqiqotnya masih hidup di dalam quburnya,Maka rukhaniyahnya masih tetap seperti sedia kala bahkan semakin tambah sifat bashirohnya ( lebih tajam pandangan mata hatinya ) dan tawajjuhnya kepada ALLOH Swt.Selagi rukhaniyahnya bertawajjuh / menghadap kepada ALLOH meminta sesuatu maka ALLOH mengkabulkan permintaannya karena ALLOH memulyakan beliau. Inilah artinya para ‘Arif billah setelah wafatnya masih bisa tashorruf ( mengerjakan sesuatu ). Adapun tashorruf yang khaqiqi semua hanya ALLOH yang kuasa,selain ALLOH tidak berdaya sama sekali,Wali tidak bisa apa-apa,lainnyapun tidak bisa apa-apa, Maka barang siapa beri’tiqod / beranggapan bahwa Wali atau lainnya bisa memberi bekas / pertolongan maka hukumnya orang itu kafir ( musyrik ), Maka jelasnya barang siapa bertawassul dengan para Wali ( Auliya’ ) maka para Wali tsb bertawajjuh kepada ALLOH memintakan bisa berhasil apa yang di minta oleh orang yang bertawassul itu.

Dan perlu juga di jelaskan di sini bahwa ALLOH lebih mudah mengkabulkan tawajjuhnya / permintaan Walinya daripada kita ini ( hamba yang penuh dosa / banyak ma’siyatnya dari pada tho’atnya )itu adalah sebagai karomah / pemberian kemulyaan dari ALLOH kepada beliau,jelasnya karomahnya Wali setelah wafatnya itu lebih lancar dan lebih menguntungkan bagi kita yang masih hidup yang mau mengambil bonus ni.

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang memantapkan diri dalam Makhabbah / cinta kepada beliau para Anbiya’ ,Auliya’ dan sholikhin dan senantiasa kita mendapatkan pertolongan dari ALLOH Swt untuk mampu beribadah kepadaNYA dengan hati yang IKHLASH dan semua dosa-dosa yang telah kita lakukan ( yang jelas / samar,besar / kecil ) di ampuni oleh ALLOH ……….Amiin Amiin Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Di kutip dari buku Manaqib 50 Wali

0 komentar: