Menyambut Kehadiran Sang Buah Hati

10/14/2014 02:50:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »



Penulis: Abu Ukkasyah Darsan Andi

Di antara keutamaan dan kesempurnaan syariat islam ialah memuat segala sesuatu. Termasuk di antaranya adalah penjelasan hukum berkaitan dengan menanti si buah hati serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Dengan demikian para orang tua dapat melaksanakan kewajiban terhadap buah hatinya secara jelas. Alangkah indahnya masyarakat yang mampu melaksanakan syariat Alloh di muka bumi ini dimulai dari keluarganya. Tentu saja untuk merealisasikan hal tersebut kita wajib mengikuti tuntunan yang Alloh gariskan melalui Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

1. Mensyukuri Nikmat Alloh Atas Kehadiran Buah Hati.
Kedua orang tua ketika dianugerahi anak oleh Alloh, hendaklah bersyukur kepada Alloh atas nikmat tak terkira dari-Nya tersebut. Keadaan keluarga yang tidak Alloh karuniai dengan anak tentulah akan terasa kurang sempurna dan sepi. Dalam Al Quran Alloh mengisahkan tentang sepasang suami istri yang berdoa kepada Robbnya tatkala sang istri sedang mengandung.
Alloh berfirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّآ أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ فَلَمَّآ ءَاتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلاَ لَهُ شُرَكَآءَ فِيمَآءَاتَاهُمَا فَتَعَالَى اللهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah yang menciptakan kalian dari satu manusia dan menjadikan darinya istrinya, agar dia merasa tentram dengannya. Maka setelah dia mengumpulinya, istrinya mengandung kandungan ringan, terus merasa ringan beberapa waktu. Tatkala dia merasa berat, maka keduanya berdoa kepada Robbnya, seraya berkata: ‘Sesungguhnya jika engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang yang bersyukur.’ Tatkala Alloh memberi anak yang sempurna kepada keduanya, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Alloh terhadap anak yang telah dianugerahkan kepada keduanya. Maha suci Alloh terhadap apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al A’raaf: 189-190)
Ayat tersebut menunjukkan hendaklah orang tua bersyukur kepada Alloh sebagaimana keduanya berdoa kepadaNya takkala bayi tersebut masih dalam kandungan.

2. Memberi Nama Yang Baik.
Orang tua hendaknya memberi nama yang baik untuk buah hatinya. Rosululloh mengajari nama yang paling disukai oleh Alloh. Dalam sebuah hadits Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya nama yang paling disukai Alloh adalah Abdullah dan Abdurrohman.” (HR. Muslim, Abu Dawud). Sering kali terjadi kesalahan pada sebagian orang tua, setelah anak diberi nama yang baik malah dipanggil dengan nama panggilan yang jelek. Contohnya Abdullah dipanggil dul, atau orang tua memberi nama yang diharamkan bahkan termasuk kesyirikan kepada Alloh seperti Abdul Ka’bah, Abdul Rasul dan sejenisnya. Kebiasaan yang seperti ini harus ditinggalkan karena akan memberikan dampak yang tidak baik bagi orang tua maupun anaknya.

3. Aqiqah (Menyembelih Kambing).
Termasuk yang disyariatkan oleh Alloh ketika menyambut buah hati adalah bersyukur kepada Alloh dengan Aqiqah. Aqiqah adalah menyembelih kambing pada hari ke tujuh dihitung mulai dari hari kelahiran. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing sedangkan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Sebagaimana sabda Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Bayi laki-laki hendaklah diaqiqahi dua ekor kambing sedangkan bayi permpuan satu ekor kambing.” (Shohih. HR. Ahmad dan Tirmidzi). Dalam hadis lain, Samurah bin Jundub menuturkan bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh kambing aqiqah disembelih, rambut kepalanya dicukur serta diberi nama.” (Hasan Shohih. HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad)

4. Mencukur Habis (baca: Menggundul) Rambut Bayi dan Bersedekah.
Disyariatkan pula pada hari ke tujuh dilakukan ibadah-ibadah yang lain seperti:
Mencukur habis rambut kepala dengan tidak melakukan qoza, yaitu mencukur sebagian dan membiarkan sebagian yang lain. Ibnu Umar menceritakan bahwa Rosululloh melarang qoza. (HR. Bukhari). Perlu ada kehati-hatian saat mencukur rambut, karena kulit kepala bayi masih lunak.
Bersedekah untuk orang miskin dengan senilai perak yang seberat rambut bayi. “Cukurlah rambut kepalanya (Al-Hasan) kemudian bersedekahlah dengan perak untuk orang-orang miskin seberat rambut tadi.” (Hasan. HR. Ahmad). Perintah untuk mencukur habis rambut bayi ini berlaku untuk anak laki-laki dan perempuan. Namun yang dirojihkan Syaikh Al Utsaimin, cukur habis ini hanya berlaku untuk bayi laki-laki (Lihat Syarh Mumti’ 7/540)

Demikian sedikit penjelasan tentang kewajiban orang tua ketika menanti buah hatinya. Pengorban yang diberikan oleh kedua orang berupa rasa syukur dengan aqiqah dan bersedekah dengan senilai perak yang seberat rambut sebenarnya tidak sebanding dengan karunia Alloh yang diberikan kepada keduanya. Akan tetapi Alloh ingin menguji siapakah yang bersyukur kepada-Nya dan siapakah yang tidak. Wallohu a’lam bishshowab.

0 komentar: