Hari Istimewa Yang Spesial, Jangan Terlewatkan !

9/06/2010 01:47:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »
Setiap minggunya, jika Allah SWT masih memberi kita kecukupan umur, Insya Allah, kita akan menjumpai hari yang istimewa, yaitu hari Jum'at, mengapa Jum'at dikatakan sebagai hari yang istimewa ?. Apa keistimewaan hari Jumat ?. Mengapa hari Jumat dikatakan sebagai hari istimewa yang spesial ?.

Ya, hari Jumat dikatakan sebagai hari yang istimewa, karena memang merupakan hari yang teristimewa dibandingkan hari-hari lainnya. Rasulullah SAW bersabda. “Hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam Alaihis Salam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan daripadanya, dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat.” (HR.Muslim)

“Allah menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Allah membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jum’at”. (HR.Muslim)

Hari Jumat sebagai hari yang istimewa mempunyai beberapa keistimewaan. Salah satunya berkaitan dengan adanya saat istimewa di tempat istimewa yang Insya Allah akan mustajab untuk terkabulnya munajat sebuah doa.

Seperti yang kita ketahui, ada faktor-faktor yang ikut mempengaruhi bertambahnya kemustajaban terkabulnya sebuah doa. Diantaranya itu adalah faktor tempatnya, waktunya, orangnya, tata cara doanya, dan gabungan dari faktor-faktor itu.

Faktor tempat, kita mengenal ada tempat-tempat yang mustajabah, diantaranya seperti Raudah yang ada di dalam masjid Nabawi (tempat ini dulunya ada diantara rumah Rasullulah SAW dengan mimbar beliau) lalu ada juga tempat yang ada diantara Hajar Aswad dengan Pintu Ka'bah, juga ada maqom Ibrahim (tempat dimana diletakkan maqom bekas telapak kaki Nabiyullah Ibrahim AS) serta tempat-tempat yang lainnya.

Sedangkan faktor waktu, seringkali kita mendengar betapa mustajabnya doa yang dilantunkan di sepertiga malam terakhir. Dimana pun kita berada, Insya Allah, sepertiga malam itu adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa.

Selainnya itu, ada faktor waktu yang digabungkan dengan faktor tempat dan faktor orangnya, kita mengenal Hari Arafah. Tempat itu bukan tempat mustajabah, jika bukan pada hari Arafah. Dan, di Arafah pada hari Arafah pun bukan hal yang mustajabah jika bukan oleh orang yang sedang mengenakan kain Ihram dalam ritual ibadah hajinya.

Itulah kemustajaban hari Arafah di Padang Arafah. Oleh karena itu, mereka yang sedang berhaji, sekalipun dalam keadaan sedang sakit keras pun, akan diangkut ke padang Arafah pada hari Arafah. Karena memang tak akan sah ibadah hajinya, tanpa hadir di Arafah pada hari Arafah.

Kembali ke soal saat istimewa dan tempat istimewa di hari Jum'at itu, kapan dan dimana ?. Sama seperti hari-hari Jum'at yang telah silam dan akan senantiasa terus berulang di hari-hari Jum'at yang akan datang. Dimana tergabungnya dua faktor kemustajaban sebuah lantunan doa, yaitu faktor waktu dan faktor tempat.

Saat istimewanya faktor waktunya yaitu saat di antara duduknya khatib di atas mimbar saat berkhutbah Jumat. Faktor tempatnya adalah di masjid tempat kita menjalankan ibadah Sholat Jumat berjamaah.

Rasullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :”Sesungguhnya pada hari Jumat ada waktu yang apabila seorang muslim shalat bertepatan dengannya lalu ia meminta kepada Allah maka akan dikabulkan permintaanya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu mengisyaratkannya dengan tangan beliau bahwa waktu itu hanya sebentar saja“. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada satu waktu yang paling spesial lagi yang berkaitan dengan hari jum'at, yaitu hari jum'at pada waktu bulan Ramadhan, maka berbahagialah mereka yang sedang berpuasa Ramadhan pada hari Jumat, duduk khusyuk di masjid, menyimak kotbah khatib, lalu melantunkan doa saat diantara duduknya khatib di atas mimbar saat berkhutbah Jumat.

Dahsyat. Saat itu, doa dilantunkan saat tergabungnya tiga faktor kemustajaban terkabulnya sebuah doa, faktor waktu, faktor tempat, lalu fakor orangnya. Kedahsyatannya bagaikan anak panah yang siap melesat di busur nan kuat yang dibentangkan oleh tangan yang kukuh dan perkasa.

Namun jangan lupa, ketepatan arah bidikannya akan mempenguruhi juga. Ketepatannya ini butuh tuntunan alat bidik yang akan menjamin ketepatan bidikannya. Apa alat bidiknya ?.

Alat pembidik sasarannya itu adalah Shalawat teruntuk Rasulullah SAW. Seperti kita ketahui, sebelum melantunkan sebuah doa, sangat dianjurkan untuk melantunkan Shalawat terlebih dahulu.

“Tidak satu doa pun kecuali antara doa itu dan langit terdapat suatu hijab, sehingga dibacakan shalawat. Kalau dibacakan shalawat, maka terkoyaklah hijab itu dan masuklah doa itu. Dan bila tidak dibacakan shalawat, maka kembalilah doanya”. (HR. Anas bin Malik ra)

Sayyidina Umar bin Khattab ra pernah berkata: “Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas Nabi Muhammad SAW”.


Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Tiada suatu doa, kecuali antara doa dengan Allah Ta’ala terdapat suatu hijab. Sampai, yang berdoa itu membaca shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Kalau hal itu dilakukan, maka tersingkaplah hijab itu, dan dikabulkanlah doa baginya”.

“Tiap-tiap urusan penting dan berharga yang tidak dimulai dengan hamdalah dan shalawat, maka urusan itu akan kehilangan berkahnya”. (HR. Ar-Rahman).

Maka janganlah kita lupa, sebelum melantunkan doa, lantunkanlah shalawat terlebih dahulu apabila kita menjumpai hari Jumat, dimana hari Jumat itu salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak Shalawat.

“Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan ditunjukkan kepadaku. Para sahabat berkata : ‘Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah ?’. Nabi bersabda : ‘Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi”. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i)

“Perbanyaklah shalawat pada hari Jum'at dan malam Jum'at”. (HR.Baihaqi)

“Perbanyaklah membaca shalawat padaku pada setiap hari Jum'at, sebab shalawat ummatku dipintakan kepadaku setiap hari Jumat. Maka siapa yang paling banyak shalawatnya kepadaku dari mereka maka ia orang yang terdekat dari mereka kepadaku akan tingkatannya”. (HR. Baihaqi)

Insya Allah, doa yang kita lantunkan akan luar biasa dahsyat. Insya Allah, anak panah itu akan melesat cepat dan tepat pada sasarannya.

“Hari Jum’at itu ada dua belas jam. Tidak ada seorang Muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar”. (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dan al Hakim)

Namun, akankah umur kita masih akan sampai di hari Jumat mendatang ?.

Oleh sebab itu, maka marilah kita bermunajat kepada-Nya, semoga kita diberi-Nya umur panjang yang barokah. Sehingga masih dicukupkan umur kita untuk menjumpai hari Jumat mendatang, dan juga hari-hari Jumat di bulan berikutnya termasuk bulan Ramadhan tahun ini.

Semoga diri saya pun akan demikian pula adanya. Dan, karena berbicara itu mudah tetapi menjalankannya itu yang susah, semoga diri saya pun diberikan-Nya kesempatan dan kemampuan serta kekuatan untuk menjalankannya.

0 komentar: