Berdoa Dengan Mengangkat Tangan, Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih

4/18/2011 01:38:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »
Mengangkat tangan dalam berdoa merupakan etika yg paling agung & memiliki keutamaan mulia serta penyebab terkabulnya doa.

Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya: Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu dari hamba-Nya yg mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dikembalikan dalam keadaan kosong tdk mendapat apa-apa". (Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Doa 2/78 No.1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/68. Musnad Ahmad 5/438. Dishahihkan Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud).

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa lafazh hayyun berasal dari lafazh haya' yg bermakna malu. Allah memiliki sifat malu yg sesuai dg keagungan dzat-Nya kita beriman tanpa menggambarkan sifat tersebut. Lafazh kariim yg berarti Maha Memberi tanpa diminta & dihitung / Maha Pemurah lagi Maha Memberi yg tdk pernah habis pemberian-Nya, Dia dzat yg Maha Pemurah secara mutlaq. Lafazh an yarudahuma shifron artinya kosong tanpa ada sesuatu. (Mur'atul Mafatih 7/363)

Dari Anas Radhiyalahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tdk berdoa dg mengangkat tangan kecuali dalam shalat Istisqa. (Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa' 2/12. Shahih Muslim, kitab Istisqa' 3/24).

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa hadits tersebut tdk menafikan berdoa dg mengangkat tangan akan tetapi menafikan sifat & cara tertentu dalam mengangkat tangan pd saat berdoa, artinya mengangkat tangan dalam doa istisqa' memiliki cara tersendiri mungkin dg cara mengangkat tangan tinggi-tinggi tdk seperti pd saat doa-doa yg lain yg hanya mengangkat kedua tangan sejajar dg wajah saja.

Berdoa dg mengangkat tangan hingga sejajar dg kedua pundak tidaklah bertentangan dg hadits di atas sebab beliau pernah berdoa mengangkat tangan hingga kelihatan putih ketiaknya, maka boleh mengangkat tangan dalam berdoa hingga kelihatan ketiaknya, akan tetapi di dalam shalat istisqa dianjurkan lebih dari itu / mungkin pd shalat istisqa kedua telapak tangan diarahkan ke bumi & dalam doa selainnya kedua telapak tangan diarahkan ke atas langit.

Imam Al-Mundziri mengatakan bahwa jika seandainya tdk mungkin menyatukan hadits-hadits diatas, maka pendapat yg menyatakan berdoa dg mengangkat tangan lebih mendekati kebenaran sebab banyak sekali hadits-hadits yg menetapkan mengangkat tangan dalam berdoa, seperti yg telah disebut Imam Al-Mundziri & Imam An-Nawawi dalam Syarah Muhadzdzab & Imam Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad. Adapun hadits yg diriwayatkan Imam Muslim dari 'Amarah bin Ruwaibah bahwa dia melihat Bisyr bin Marwan mengangkat tangan dalam berdoa, lalu mengingkarinya kemudian berkata: "Saya melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tdk lebih dari ini sambil mengisyaratkan jari telunjuknya. Imam At-Thabari meriwayatkan dari sebagian salaf bahwa disunnahkan berdoa dg mengisyaratkan jari telunjuk. Akan tetapi hadits di atas terjadi pd saat khutbah Jum'at & bukan berarti hadits tersebut menafikan hadits-hadits yg menganjurkan mengangkat tangan dalam berdoa. (Fathul Bari 11/146-147).

Akan tetapi dalam masalah ini terjadi kekeliruan, sebagian orang ada yg berlebihan & tdk pernah sama sekali mau meninggalkan mengangkat tangan, & sebagian yg lainnya tdk pernah sama sekali mengangkat tangan kecuali waktu-waktu khusus saja, serta sebagian yg lain di antara keduanya, artinya mengangkat tangan pd waktu berdoa yg memang dianjurkan & tdk mengangkat tangan pd waktu berdoa yg tdk ada anjurannya. Imam Al-'Izz bin Abdussalam berkata bahwa tdk dianjurkan mengangkat tangan pd waktu membaca doa iftitah / doa diantara dua sujud. Tidak ada satu haditspun yg shahih yg membenarkan pendapat tersebut.

Begitupula tdk disunahkan mengangkat tangan tatkala membaca doa tasyahud & tdk dianjurkan berdoa mengangkat tangan kecuali waktu-waktu yg dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam utk mengangkat tangan. (Fatawa Al-Izz bin Abdussalam hal. 47).

Syaikh Bin Baz berkata bahwa dianjurkan berdoa mengangkat tangan karena demikian itu menjadi penyebab terkabulnya doa, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya: Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu kepada hamba-Nya yg mengankat kedua tangannya (meminta-Nya), Dia kembalikan dalam keadaan kosong tdk mendapat apa-apa". (Hadits Riwayat Abu Dawud).

Dan sanda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Artinya: Sesungguhnya Allah Maha Baik tdk menerima kecuali yg baik & sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti memerintahkan kepada para rasul".

Allah berfirman.

"Hai orang-orang yg beriman, makanlah di antara rizki yg baik-baik yg Kami berikan kepadamu & bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah". (Al-Baqarah: 172).

Dan firman Allah: "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yg baik-baik, & kerjakanlah amal yg shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan". (Al-Mukminuun: 51)

Kemudian beliau menyebutkan seseorang yg lusuh mengangkat kedua tangannya ke arah langit berdoa: 'Ya Rabi, ya Rabbi tetapi makanannya haram, minumannya haram & pakaiannya haram serta darah dagingnya tumbuh dari yg haram, bagaimana doanya bisa dikabulkan .?" (Shahih Muslim, kitab Zakat 3/85-86)

Tidak dianjurkan berdoa mengangkat tangan bila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tdk mengangkat kedua tangannya pd waktu berdoa seperti berdoa pd waktu sehabis salam dari shalat, membaca doa di antara dua sujud & membaca doa sebelum salam dari shalat serta pd waktu berdoa dalam khutbah Jum'at & Idul fitri, tdk pernah ada hadits yg menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat tangan pd waktu waktu tersebut.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah panutan kita dalam segala hal, apa yg ditinggalkan & apa yg dilaksanakan semuanya suatu yg terbaik buat umatnya, akan tetapi jika dalam khutbah Jum'at khatib membaca doa istisqa', maka dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa sebagaimana yg telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallah 'alaihi wa sallam. (Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa', bab Jamaah Mengangkat Tangan Bersama Imam 2/21).

Dianjurkan mengangkat tangan dalam berdoa setelah shalat sunnah tetapi lebih baik jangan rutin melakukannya karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tdk rutin melakukan perbuatan tersebut & seandainya demikian, maka pasti kita menemukan riwayat dari beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam terlebih para sahabat selalu menyampaikan segala tindakan & ucapan beliau baik dalam keadaan mukim / safar.

Adapun hadits yg berbunyi:

"Artinya: Shalat adalah ibadah yg membutuhkan khusyu' & berserah diri, maka angkatlah kedua tanganmu & ucapkanlah: Ya Rabbi, ya Rabbi". (Hadits Dhaif, Fatawa Muhimmmah hal. 47-49).

Dan tdk dianjurkan mengangkat tangan dalam membaca doa thawaf sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkali-kali melakukan thawaf tdk ada satu riwayatpun yg menjelaskan bahwa beliau berdoa mengangkat tangan pd saat thawaf.

Sesuatu yg terbaik adalah mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam & sesuatu yg terburuk adalah mengikuti perbuatan bid'ah.

Cara Mengangkat Tangan Dalam Berdoa.

Ibnu Abbas berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa adalah kedua tangan diangkat hingga sejajar dg kedua pundak, & beristighfar berisyarat dg satu jari, adapun ibtihal (istighasah) dg mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. (Sunan Abu Daud, bab Witir, bab Doa 2/79 No. 14950. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud).

Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata bahwa saya melihat Ibnu Umar berdoa di Al-Qashi dg mengangkat tangannya hingga sejajar dg kedua pundaknya & kedua telapak tangannya dihadapkan ke arah wajahnya. (Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/147. Dinisbatkan kepada AL-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad tetapi tdk ada).

Ketahuilah Bahwa Doa Istisqa' Memiliki Dua Cara

Pertama.
Mengangkat kedua tangan & mengarahkan kedua telapak tangan ke wajah, berdasarkan dari Umair Maula Abi Al-Lahm bahwa dia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa istisqa di Ahjari Zait dekat dg Zaura' sambil berdiri mengangkat kedua telapak tangannya tdk melebihi di atas kepalanya & mengarahkan kedua telapak tangan ke arah wajahnya. (Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035).

Kedua
Mengangkat tagan tinggi-tinggi & mengarahkan luar telapak tangan ke arah langit & dalam telapak tangan ke arah bumi. Dari Anas bahwa beliau melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa saat istisqa dg mengangkat tangan tinggi-tinggi & mengarahkan telapak tangan sebelah dalam ke arah bumi hingga terlihat putih ketiaknya. (Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil Istisqa' 1/303 No. 1168. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud 1/226 No. 1035).

(Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 61-69 terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin Lc)

0 komentar: