Motivasi Beribadah

11/30/2009 10:08:00 AM Posted In , Edit This 0 Comments »

Kalo kita menggunakan teori himpunan, maka himpinan Kholiq
anggotanya hanya satu yakni Allah sang maha pencipta, sedangkan
anggota himpunan Makhluk tak terhingga banyaknya, ada kerikil ada
sapi ada manusia ada kaljengking ada macam macam termasuk ada di
dalam himpunan Makhluk ini adalah neraka dan juga Surga.
Jadi kita dan surga dan neraka adalah anggota dari himpunan yang
sama, yakni himpunan Makhluk itu tadi.
Karenanya sebaiknya kalao beribadah jangan minta yang sama sama
sehimpunan,ya Lillah saja yang bukan kawan se anggota himpunan.
Kalo kita berdoa, jangan surganya yang kita harapkan, tapi substansi
berdoa itu yang kita luruskan menjadi memenuhi peritah Sang Kholiq
yang berbunyi ut'unii astajib lakum -mintalah kepadaKu akan aku
kabulkan-
Kita diperintah untuk meminta ya kita minta, kita diperintah sholat
ya sholat, kita diperintah puasa ya puasa. Semuanya kita lakukan
dalam rangka tunduk dan patuh kepada perintah Allah sang Kholiq, dan
kalau kita melakukan semua dengan Ridho, Insya Allah kita termasuk
dalam kelompok Mardhatillah, lalu seperti tertulis dalam surat Al
Baiyinah ....jazauhum ngindarobbihim jannatun ngadni tajri
mintakhtihal anhaaru kholidina fihaa abada, rohiallohu 'anhum
warodlu 'anhu, dhalika liman khosia robbahu.
Jadi satu satunya motivasi Ibadah adalah dalam untuk mendapat Ridho
Allah.
Disini akan kami jelaskan tentang pengertian ibadah semoga bermanfaat.
Secara etimologi ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’ ibadah mempunyai banyak definisi tetapi makna dan maksudnya satu. Di antara definisi itu ibadah adl sebutan yg mencakup seluruh apa yg dicintai dan diridhai Allah baik berupa ucapan atau perbuatan yg dhahir maupun yg batin. Dan ini adl definisi ibadah yg paling lengkap.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati lisan dan anggota badan. Rasa khauf raja’ mahabbah tawakkal raghbah rahbah adl ibadah qalbiyah . Sedangkan tasbih tahlil tahmid takbir dan syukur dgn lisan dan hati adl ibadah lisaniyah qalbiyah . Sedangkan shalat zakat haji jihad puasa adl ibadah badaniyah qalbiyah . Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yg berkaitan dgn hati lisan dan badan.
Ibadah inilah yg menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh.” .
Allah Ymemberitahukan hikmah penciptaan jin dan manusia adl agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah Y . Dan Allah Maha Kaya tidak membutuhkan ibadah mereka akan tetapi merekalah yg membutuhkan-Nya; krn ketergantungan mereka kepada Allah maka mereka menyembah-Nya sesuai dgn aturan syari’at-Nya. Maka siapa yg menolak beribadah kepada Allah ia adl sombong. Siapa yg menyembahNya tetapi dgn selain apa yg disyari’atkanNya maka ia adl mubtadi’ . Dan siapa yg hanya menyembahNya dan dgn syari’atNya maka dia adl mukmin muwahhid . Ayat di atas menegaskan aktifitas 24 jam seorang muslim haruslah krn motivasi ibadah.
Macam-macam Ibadah dan Keluasan Cakupannya Ibadah itu banyak macamnya. Ia mencakup semua macam keta’atan yg tampak pada lisan anggota badan dan yg lahir dari hati. Seperti dzikir tasbih tahlil dan membaca Al-Qur’an; shalat zakat puasa haji jihad amar ma’ruf nahi mungkar berbuat baik kepada kerabat anak yatim orang miskin dan ibnu sabil; cinta kepada Allah dan Rasul-Nya khasyyatullah inabah kepadaNya ikhlas kepadaNya sabar terhadap hukumNya ridha terhadap qadha’-Nya tawakkal mengharap ni’mat-Nya dan takut dari siksaNya.
Jadi ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah atau apa-apa yg membantu qurbah. Bahkan adat kebiasaan yg mubah pun bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal utk ta’at kepada Allah. Seperti tidur makan minum jual-beli bekerja mencari nafkah nikah dan sebagainya. Berbagai kebiasaan tersebut jika disertai niat baik maka menjadi bernilai ibadah yg berhak mendapatkan pahala. Karenanya tidaklah ibadah itu terbatas hanya pada syi’ar-syi’ar yg biasa dikenal.
Paham yg Salah tentang Pembatasan Ibadah Ibadah adl perkara tauqifiyah. Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah pun yg disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa yg tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah sebagaimana sabda Nabi saw “Barangsiapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami maka ia ditolak.” . Maksudnya amalnya ditolak dan tidak diterima bahkan ia berdosa karenanya sebab amal tersebut adl maksiat bukan ta’at. Kemudian manhaj yg benar dalam pelaksanaan ibadah yg disyari’atkan adl sikap pertengahan. Antara meremehkan dan malas dgn sikap ekstrim serta melampaui batas. Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya saw “Maka tetaplah kamu pada jalan yg benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan orang-orang yg telah bertaubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.” .
Ayat Al-Qur’an ini adl garis petunjuk bagi langkah manhaj yg benar dalam pelaksanaan ibadah. Yaitu dgn beristiqamah dalam melaksana-kan ibadah pada jalan tengah tidak kurang atau lebih. Sesuai dgn petunjuk syari’at sebagaimana yg diperintahkan. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu melampaui batas.” . Tughyan adl melampaui batas dgn bersikap terlalu keras dan memaksakan kehendak serta mengada-ada. Ia lbh dikenal dgn ghuluw.
Ketika Rasulullah saw mengetahui bahwa tiga orang dari shahabatnya melakukan ghuluw dalam ibadah di mana seorang dari mereka berkata “Saya puasa terus dan tidak berbuka” dan yg kedua berkata “Saya shalat terus dan tidak tidur” lalu yg ketiga berkata “Saya tidak menikahi wanita.” Maka beliau saw bersabda “Adapun saya maka saya berpuasa dan berbuka saya shalat dan tidur dan saya menikahi wanita. Maka barangsiapa tidak menyukai jejakku maka dia bukan dari ku.” .
Ada dua golongan yg saling bertentangan dalam soal ibadah Golongan Pertama Yang mengurangi makna ibadah serta meremehkan pelaksanaannya. Mereka meniadakan berbagai macam ibadah dan hanya melaksanakan ibadah-ibadah yg terbatas pada syi’ar-syi’ar tertentu dan sedikit yg hanya diadakan di masjid-masjid saja. Tidak ada ibadah di kantor di rumah di toko di bidang sosial politik juga tidak ada dalam peradilan kasus sengketa dan dalam perkara-perkara kehidupan lainnya.
Memang masjid mempunyai keistimewaan dan harus dipergunakan dalam shalat fardhu lima waktu. Akan tetapi ibadah mencakup seluruh aspek kehidupan muslim baik di masjid maupun di luar masjid.
Golongan Kedua Yang bersikap berlebih-lebihan dalam praktek ibadah sampai batas ekstrim; yg sunnah mereka angkat sampai menjadi wajib sebagaimana yg mubah mereka angkat menjadi haram. Mereka menghukumi sesat dan salah orang yg menyalahi manhaj mereka serta menyalahkan pemahaman-pemahaman lain. Padahal sebaik-baik petunjuk adl petunjuk Nabi saw dan seburuk-buruk perkara adl yg bid’ah.
Syarat Diterimanya Ibadah Lalu agar bisa diterima ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar kecuali dgn dua syarat
Ikhlas krn Allah semata bebas dari syirik besar dan kecil. Dalilnya adl firman Allah SWT “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dgn memurnikan ibadah kepadaNya dalam agama dgn lurus.” .
Sesuai dgn tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalilnya adl sabda Rasulullah “Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami yg bukan merupakan ajarannya maka akan ditolak.” .
Syarat pertama adl konsekwensi dari syahadat laa ilaaha illallaah krn ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya utk Allah Y dan jauh dari syirik kepada-Nya. Dan syarat kedua adl konsekwensi dari syahadat Muhammadur Rasulullah krn ia menuntut wajibnya ta’at kepada Rasul mengikuti syari’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yg diada-adakan.
Syaikhul Islam mengatakan “Inti agama ada dua pokok yaitu kita tidak menyembah kecuali kepada Allah dan kita tidak menyembah kecuali dgn apa yg Dia syari’atkan tidak dgn bid’ah.” Sebagaimana Allah SWT berfirman “Barangsiapa mengharap perjumpaan dgn Tuhan-Nya maka hendaknya ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” .

Download

0 komentar: