10/05/2009 11:41:00 PM Posted In Edit This 0 Comments »
TEORI MODEL KEBIDANAN

1. Teori Ruper, Lagan, dan Tietny Activity Of Living Model
Model yang dipengaruhi oleh Virginia Henderson Model’s. Terdiri dari 5 elemen yaitu :
a. Aktivitas kehidupan.
b. Ketergantungan atau kebebasan individu.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas individu.
Dalam model ini diidentifikasikan adanya 12 macam kebutuhan manusia sebagai dari proses kehidupan aman.
 Mempertahankan lingkungan yang aman
 Komunikasi
 Bernafas
 Makanan dan minuman
 Eliminasi
 Barpakaian dan kebebasan diri
 Pengaturan suhu tubuh
 Mobilisasi
 Bekerja dan bermain
 Seksualitas
 Tidur

2. Teori Rosermary Methuen
Merupakan aplikasi dari Oream dan Henderson, model terhadap asuhan kebidanan dimana dalam system keperawatan ada 5 metode pemberi bantuan :
a. Mengerjakan untuk klien
b. Membimbing untuk klien
c. Mendukung klien (fisik dan psikologis)
d. Menyediakan lingkungan yang mendukung
e. Mengerjakan klien
Peran bidan adalah mengidentifikasikan masalah klien dan melakukan suatu untuk membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut Methuen adalah sebagai bukti praktik pengkajian yang tidak didasarkan pada kerangka kerja dari tradisi manapun, dasarnya adalah kesehatan bukan kesakitan sehingga asuhan yang diberikan efeltif bagi ibu dan memberikan kebebasan pada bidan untuk melakukan asuhan.
3. Teori Roy Adaptation Models
Pencetusnya adalah Suster Callista Roy (1960) sevagai dasarnya makhluk biopsikolsosial yang berhubungan dengan lingkungan. Tiga macam stimuli yang mempengaruhi adaptasi kesehatan dari individu yaitu :
a. Fokal Stimuli
Yaitu stimuli dari lingkungan di dekat individu, contohnya kesehatan bayi akan mempengaruhi ibu baru saja melakukan fingsinya.
b. Konseptual Stimuli
Yaitu factor-faktor umum yang mempengaruhi wanita, contohnya kondisi kehidupan yang buruk.
c. Residual Stimuli
Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman dan sikap.
Model kebidanan ini berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian secara menyeluruh (holistic).
d. Konsep adaptasi yang dikemukakan oleh (Roy dan Andrews, 1991) dalam Araich, 2001) diasumsikan bahwa individu merupakan system terbuka dan adaptif yang dapat merespon stimulus yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Proses Roy adalah metode pemecahan masalah Px dengan megidentifikasikan stimulus dalam mengkaji fungsi dari adaptasi model.

Dua Proses Keperawatan ada 2 level pengkajian yaitu :
• Pengkajian perilaku Px
• Pengkajian stimulus yang mengakibatkan perilaku Px.
4. Teori Betty Neuman
A. Latar Belakang
Betty Neuman lahir di Lowel di Ohio 1924, yaitu model yang merupakan awal dari kesehatan individu dan komunitas (system klien) yang digambarkan sebagai pusat venergi yang dikelilingi oleh garis kekuatan dan pertahanan.
a. Pusatnya adalah variable fisiologis, psikologis, social kultural dan spiritual.
b. Garis kekuatan adalah kemampuan system klien untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
c. Garis pertahanan menunjukkan status kesehatan umum dari individu.

B. Dasar Perkembangan Teori dan Model
Filosofi dari perkembangan teori system Neuman adalah berdasarkan pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah perawat pada Univercity of Calofornia, Los Angeles.
Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan system unik dengan respon berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisikologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan spiritual.
Model pencegahan pada Neuman ada 3 yaitu :
a. Pencegahan primer berdasarkan teori system Neuman yaitu mengidentifikasi factor resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan.
b. Pencegahan skunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah. Perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengorbanan setelah pasien terdiagnosa mengindap suatu penyakit.
c. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan kesehatan. Perawat membantu dengan adaptasi dan redukdi untuk mencegah komplikasi.

TEORI YANG MEMPENGARUHI KEBIDANAN

1. Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas. Dengan demikian, calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan yaitu :
a. Kesejahteraan ibu dan bayi,
b. Penerimaan dari masyarakat,
c. Penentuan identitas diri,dan
d. Mengetahui tentang arti memberi dan menerima

Perubahan umum pada perempuan hamil :
a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian, dan
b. Membutuhkan sosialisasi.

Tahap-tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya :
a. Anticipatory stage
Ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga lain.
c. Plateu stage
Ibu mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian latihan peran sudah berakhir, tetapi hingga saat ini peran orang tua belum jelas.
Aspek-aspek yang diidentifikasikan dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi setelah kehamilan.

Aspek yang diidentifikasikan dalam peran ibu :
a. Gambaran tentang idaman bayi sehat,
b. Gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan,
c. Gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.

Beberapa aktivitas penting sebelum seorang menjadi ibu :
1. Taking On (Tahapan meniru)
Seorang wanita dalam peranannya sebagai ibu akan mulai dengan meniru dan melakukan perannya sebagai ibu.
2. Taking In
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya ; introjection, projection dan rejection merupakan tahap dimana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
3. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pada tahap ini seorang meninggalkan perannya di masa lalu.

Adaptasi psikologis pada masa post partum :
a. Respon dan dukungan dari keluarga,
b. Hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan,
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu,
d. Budaya.

Reva Rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi 3 tahap yaitu :
a. Periode taking In (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.
2. Perhatian ibu tertuju pada kekahawatiran pada perubahan tubuhnya.
3. Ibu akan mengulangi pengalaman-pemgalaman ketika melahirkan.
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh kekondisi normal.
5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.

b. Periode taking hold (hari kedua hingga keempat setelah melahirkan)
1. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orangtua dan meningkatkan tanggungjawab akan bayinya.
2. Ibu memfokuskan perhatian dan pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB, dan daya tahan tubuh.
3. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi.
4. Ibu berusaha untuk menguasai ketrampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.
5. Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
c. Periode letting Go
1. Ini terjadi ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2. Ibu sudah mengambil tanggungjawab dalam merawat bayi dan memahami sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.

2. Teori Ramona Mercer
Teori ini lebih menekankan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaian peran sebagai ibu.
Mercer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan :
a. Efek stress Anterpartum stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan ibu.
1. Hubungan Interpersonal.
2. Peran keluarga
3. Stress Anterpartum
4. Dukungan sosial
5. Rasa percaya diri
6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi.
Metode Role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
b. Pencapaian Peran Ibu
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut Mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative.

Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut Mercer :
a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai kondisi sistem sosial.
c. Informal
Dimana wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya
d. Personal
Merupakan peran terakhir, dimana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah dimulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor Ibu
1. Umur ibu pada saat melahirkan
2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3. Stress social
4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5. Dukungan sosial
6. Konsep diri
7. Sifat pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu
b. Faktor Bayi
1. Temperament
2. Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar Belakang etnik
2. Status perkawinan
3. Status ekonomi

3. Teori Ernestine Wiedenback
Ernestine menekankan pada perawaan keluarga secara menyeluruh. Model ini meliputi 5 elemen :
a. The Agent : Midwife (perantara bidan)
Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua. Ada 4 elemen yang ada pada diri bidan sebagai perantara, yaitu :
1. Filosofi
2. Tujuan
3. Praktik / Latihan
4. Ketrampilan
5. The Goal/Purpose
b. The Goal/Purpose (tujuan)
Disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional / fsikologi.
c. The Recipient (penerima)
Meliputi wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Wiedenbach adalah individu yang mampu menentukan kebutuhan akan bantuan.

d. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada 4 tahapan :
1. Identifikasi kebutuhan klien untuk menentukan ketrampilan dan ide (identification)
2. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan (ministration)
3. Memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan sesuai dengan prosedur (validation)
4. Mengkoordinasikan tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)

Dari faktor social support, Mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung :
a. Emotional Support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informational Support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri.
c. Physical Support
Misalnya dengan membantu marawat bayi dan memberikan tambahan dana.
d. Appraisal Support
Ini memmungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan mencapai peran ibu.
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi, dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian peran ibu. Peran bidan yang diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptasi peran dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ini dan konstribusi dari stress antepartum.


4. Teori Ela Joy Lehrman dan Morten
Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan ibu hamil dan bersalin, Lehrman dan Morten mengemukakan delapan konsep penting dalam pelayanan antenatal :
a. Asuhan kebidanan yang berkesinambungan
b. Keluarga sebagai pusat kebidanan
c. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan
e. Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
f. Advikasi dari pelayanan kebidanan
g. Waktu

Morten (1991) menambahkan tiga macam dalam teori Lehrman :
a. Tehnik Teurapetik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya :
• Mendengar aktif
• Mengkaji
• Klasifikasi
• Humor
• Sikap yang tidak menuduh
• Pengakuan
• Fasilitasi
• Pemberian izin

b. Pemberdayaan
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan, bidan ini melalui penampilan dan pendekatannya hendaknya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.


c. Hubungan dengan sesama (reteral relationship)
Menjalin hubungan yang baik dengan klien, bersikap terbuka, sejalan dengan klien. Sehingga bidan dan klien terlihat akrab. Misalnya sifat empati dan membagi pengalaman.
Relationship of midfery care identified by Ela-Joy Lehrman
And Morten ; at all.
5. Teori Jean Ball
Menurut Jean Ball emosional terhadap perubahan setelah melahirkan akan dipengaruhi personaliti seseorang. Hal ini terjadi karena perubahan setelah melahirkan.
a. Ada 2 teori Jean Ball yaitu :
• Teori Stress
• Teori Dasar
b. Ball menemukan teori Kursi Goyang terdiri dari 3 elemen, yaitu :
1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3. Sisi penyangga support terhadap kepribadian keluarga.
Sehingga keseimbangan emosional seseorang wanita sangat tergantung pada ketiga elemen tersebut diatas,
Concequences for Practice
Factors identified Jean Ball as affecting maternal emotional well-being
6. Teori Orem
1. Apabila ingin merawat orang lain harus dapat merawat diri sendiri
2. Ketidakmampuan marawat diri sendiri harus banyak intropeksi.

Ada tiga yang terkait di dalamnya :
1. Self Care Teori
Teori ini menekankan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak memungkinkan orang yang biasa memenuhi kebutuhan Self Care sendiri disebut Self Care Agent. Sedangkan bagi anak, orang sakit berat atau tidak sadar, keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care Agent.
Self Care Agent adalah orang yang dapat memenuhi kebutuhan self dependent care agent bayi, anak, orang yang tidak sadar atau sakit berat, termasuk perawat dan keluarga.

Kebutuhan self care dibagi tiga kategori :
a. Universal Self Care
Disebut dasar manusia yaitu meliputi ; kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, keseimbangan aktivitas dan istirahat.
b. Development Self Care
Kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini dihubungkan dengan siklus kehidupan manusia.
c. Health Self Care
Kebutuhan yang ada jika seseorang kesehatanya terganggu yang mengakibatkan perubahan perilaku self care.

2. Self Care Defisit Teori
Bila individu mampu untuk memenuhi tentunya self care maka kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih besar dari kemampuan maka terjadi ketidakseimbangan yang disebut Self Care Defisit hal ini merupakan inti teori dari Orem sehingga dapat ditentukan kapan asuhan kebidanan itu dibutuhkan.

Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan cara :
1. Menurunkan kebutuhan Self Care ketahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2. Meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care
3. Mengizinkan keluarga atau orang lain untuk memberikan Dependent care bila self care tidak memungkinkan.
4. Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya. Bantuan yang dapat diberikan adalah berupa berperan ataumelakukan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.

3. Nursing system Teori
Perawatan, kemampuan merawat diri harus diterapkan pada Px.

Lima metode bantuan untuk memenuhi kebutuhan self care :
1. Berperan melakukan
2. Mengajak atau menyuluh
3. Membimbing
4. mendukung
5. Menciptakan lingkungan yang dapat menunjang tunjangan untuk dapat melaksanakan bantuan kepada orang sakit dan aspek yang perlu diperhatikan :
• Menjalin hubungan yang baik dengan pasien
• Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien dalam memenuhi kebutuhan
• Memberikan bantuan langsung bersama pasien atau keluarga, orang lain yang akan melakukan asuhan sesuai kebutuhan pasien
• Merencanakan bantuan langsung bersama pasien, keluarga ataiorang lain yang akan melakukan asuhan.

0 komentar: